VIRAL KATIM, KUTIM – Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman menerima kunjungan silaturahmi Komunitas Pebatik Kutim. Dia menemui para seniman tersebut di ruang kerjanya, di sekretariat kabupaten.
Kepala bidang pengembangan pemuda, dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutim Basuki Isnanawan dan Camat Sangatta Utara Basuni, turut hadir. Termasuk para pebatik se-Kutim.
Ardiansyah Sulaiman menyambut baik kehadiran mereka. Dia pun mengapresiasi para pebatik itu. Pasalnya masih mampu mengekspresikan karya-karyanya hingga saat ini. Dia meyakini, kebutuhan pasar kain batik pasti akan meningkat. Sehingga harus bisa mengimbangi produksi dengan permintaan.
“Karya-karya seperti ini yang harus di lestarikan. Semoga produk khas Kutim ini bisa segera dipatenkan,”sebutnya.
Para pebatik disarankan segera bersurat kepada pemerintah. Sehingga hak cipta tersebut dapat secepatnya dipatenkan. Sehingga tidak terjadi permasalahan di kemudian hari.
“Saya harap para pebatik bisa berdiri secara mandiri. Jadi, tidak selalu bergantung pada stakeholder secara terus menerus. Kalau bisa mandiri tentu lebih baik,” singkatnya.
Perwakilan Komunitas Pebatik Kutim, Masniar, memaparkan segala kendala yang dirasakan oleh pebatik. Serta harapan yang selama ini mereka inginkan.
Yakni, minimnya pesanan batik dari pihak pemerintah dan perusahaan. diharapkan promosi pun harus terus digalakan oleh pemerintah. Selanjutnya mahalnya biaya pembuatan hak cipta pada motif batik juga menjadi permasalahan tersendiri.
“Mengoptimalkan peran pemerintah untuk mendukung batik lokal sebagai motif untuk dipakai OPD (organisasi perangkat daerah), sekolah, perusahaan dan lembaga masyarakat,” harapnya.
Pihaknya juga beraharap batik dimasukkan sebagai muatan lokal. Sehingga dijadikan kurikulum di dunia pendidikan. Para komunitas berharap, ke depan tidak adanya duplikasi motif batik tanpa seizin komunitas.
“Kami harap sesegara dapat diberikan hak cipta. Mengantisipasi duplikasi dan pemanfaatan motif tanpa izin pebatik,” pungkasnya. (adv/dy)