VIRALKALTIM- Anggota DPRD Kutim, Faisal Rachman ikut berkomentar terkait banjir yang kerap melanda di Kutim. Katanya, hal itu tak dapat dihindarkan saat ini. Pasalnya, kondisi alam Kutim sudah berubah.
“Prinsipnya, ada namanya siklus air. Terlihat air itu posisinya tidak ada, tetapi masih dalam siklusnya. Air akan kembali lagi ke situ lagi. Sangatta ini daerah perumahan awalnya rawa, dulunya tempat air menggenang. Jangan lupa air akan kembali ke situ lagi. Itu namanya siklus air,” kata Faisal.
Katanya, dulu Kutim merupakan kawasan hutan. Baik di bagian atas dan bawah. Awalnya, jika hujan maka hutan akan menyerap air. Namun saat ini, karena hutan sudah menjadi pertambangan, perkebunan, perumahan, maka semua akan menjadi limpasan air.
“Kondisi alam Kutim banyak berubah, alam berubah. Dulunya banyak hutan. Awalnya menyerap air. Sekarang menjadi air limpasan.
Hutan jadi perkebunan, jadi tambang. Karena sudah tak ada lagi hutan, air akan kembali lagi pada genangan semua. Awalnya satu lutut, jadi lebih tinggi,” katanya.
Pemerintah kata dia, harus peka akan hal ini. Jangan hanya kerap memberikan izin untuk perkebunan dan pertambangan. Namun lihat dampaknya.
“Yang berikan izin perkebunan, pertambangan, itu harus ada amdalnya. Pemerintah jangan hanya berikan izin, tapi harus ada antisipasi. Jangan kasih izin-izin saja. Kalau kondisi atas (pertambangan dan perkebunan) berubah pemerintah harus peka,” katanya.
Ia berharap, permasalahan banjir dapat segera diatasi. Pasalnya, ini menyangkut hajat masyarakat Kutim. Apalagi, banjir saat ini tak hanya menyasar Sangatta, melainkan dibeberapa kecamatan. Seperti Bengalon, Busang, Muara Bengkal, Muara Ancalong, dan lainnya. “Kita berdoa semoga semua bisa teratasi,” katanya. (adv/dy)