VIRAL KALTIM, KUTIM– Ditutupnya pelayanan publik di Desa Sepaso,Kecamatan Bengalon merupakan buntut dari tidak tercairkannya ADD.
Hal tersebut diungkap langsung oleh Kepala Desa Sepaso, Ardi Amiruddin saat ditemui secara langsung di Kantor Pemkab Kutim, Kamis, (03/01) siang tadi.
Dalam kesempatan itu, dirinya menuturkan bahwa hari ini dirinya beserta sekitar 57 kepala desa lainnya hendak bertemu dengan Bupati Kutai Timur, Ismunandar untuk berkoordinasi tentang masalah yang tengah dialami.
“Pelayanan pasti terganggu,tapi kami juga mau memberikan pelayanan seperti apa jika listrik, kertas, dan tinta tidak ada. Makanya rencananya hari ini kami mau ketemu Bupati. Namun beliau tidak di tempat. Tanggal 7 baru bisa ketemu,” ucapnya.
Menurutnya, meskipun ADD tidak dapat tersalurkan, setidaknya tunjangan penghasilan dan kinerja perangkat desa harusnya bisa direalisasikan. Sehingga pelayanan di desa bisa berjalan.
[penci_related_posts taxonomies=”undefined” title=”Baca Juga :” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”recent_posts” orderby=”random”]
“Kami juga pelayan masyarakat. Jika tunjangan kami tersalurkan, maka bisa menggunakan sebagian dari tunjangan untuk bayar listrik, beli kertas, atau pun tinta. Jadi pelayanan tidak sampai terhenti,” imbuhnya.
Yang lebih parah lagi, semenjak tahun 2016, ADD tahap 2 tak pernah tersalurkan. Pihak desa pernah mengajukan pencairan tapi tak terealisasi tanpa sebab yang jelas. Sehingga untuk memenuhi operasional desa, para perangkat desa harus patungan dan merogoh kocek pribadinya agar operasional desa tetap berjalan.
“Tiga tahun kami bersabar. Seandainya ADD tidak cair tapi tunjangan seperti penghasilan dan kinerja kami terealisasi sebelum tahun 2019, maka kami bisa sisihkan untuk pelayanan ataupun pembayaran seperti air, listrik, dan kebutuhan kantor,” jelasnya
Mengenai penutupan pelayanan di desa Sepaso, dia mengatakan jumat depan sudah mulai kembali aktif.
“Aksi tutup pelayanan ini menurutnya dilakukan agar pemerintah daerah mengerti dan langsung merespons apa yang menjadi jeritan para perangkat desa sekaligus masyarakat di Kutim,” katanya. (ek)