VIRALKALTIM — Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur terus memperluas implementasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) sebagai upaya membangun kesadaran generasi muda terhadap isu kependudukan sejak dini.
Pada tahun depan, program SSK direncanakan menjangkau lebih banyak lembaga pendidikan, mulai dari PAUD, SD, hingga SMP, terutama yang berada di wilayah pinggiran dan pedalaman.
Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, menegaskan bahwa SSK bukan pembangunan sekolah fisik baru, melainkan proses integrasi materi kependudukan ke dalam kurikulum sekolah. Materinya meliputi pendidikan kesehatan reproduksi, perencanaan kehidupan berkeluarga, bahaya pernikahan usia anak, hingga pengenalan risiko penyakit seperti HIV/AIDS.
“Anak-anak perlu paham sejak dini tentang kesehatan reproduksi, bahaya pernikahan usia muda, dan pentingnya menjaga diri dari HIV/AIDS. Kesadaran ini harus dibangun pelan-pelan, terarah, dan sesuai usia,” jelas Junaidi.
Program ini juga menekankan pembentukan karakter dan pola pikir remaja agar lebih siap menghadapi dinamika sosial dan demografi ke depan. Junaidi menargetkan seluruh SMP di Kutim bisa mengadopsi program ini secara bertahap.
“Kalau ada 100 SMP di Kutim, idealnya semuanya bisa jadi sekolah siaga kependudukan. Artinya, semua pelajar memahami bagaimana merencanakan masa depan dengan sehat dan bertanggung jawab,” tambahnya.
Selain sekolah, program ini akan melibatkan guru, konselor, serta kader PKK sebagai pendamping edukasi. Dengan pendekatan kolaboratif, DPPKB ingin memastikan bahwa materi kependudukan tidak hanya diajarkan, tetapi juga dipahami dan dipraktikkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui penguatan SSK, Kutai Timur berharap mampu mencetak generasi muda yang cerdas, sehat, berkarakter, dan melek isu kependudukan sebagai fondasi pembangunan daerah. (adv/ss)


















