VIRAL KALTIM, KUTIM- Sungguh bahagia kehidupan keluarga besar Masdari Kidang. Mereka jauh dari hiruk pikuk gemerlap dan kesombongan.
Mereka selalu hidup rukun baik bersama keluarga dan masyarakat. Di temani kedua istrinya. Mursida dan Rusmini. Sebenarnya, Masdari Kidang memiliki tiga istri. Namun satunya sudah tiada. Ya itulah takdir. Tuhan berkata lain.
Meskipun begitu, Ketua Pemuda Pancasila ini selalu ceria. Bahagia. Bukan karena uang, melainkan kehidupannya didasari dengan kesederhanaan. Selalu bersyukur atas kecukupan dan kekurangan.
Tak sombong disaat ada, dan tak mengeluh disaat susah. Mereka terus berjuang. Ikhtiar dan doa kuncinya. Antara doa dan usaha harus berimbang. Jalan beriringan.
Mereka cukup bahagia dengan keberadaan kedua istri dan anaknya. Begitupun cucunya. Mereka semua bagi Politisi Berkarya ini, merupakan penyemangat hidup. Cahaya dalam kegelapan, dan penyemangat dalam berjuang.
Mereka semua kompak. Kedua istri dan anaknya serta keluarga besar mendukung langkah Masdari Kidang. Dukungan itulah yang terus membuatnya bangkit. “Mereka semua adalah penyemangat saya,” kata Kidang.
Sebelum menjadi anggota dewan, Kidang merupakan petani. Ya petani pada umumnya. Tak ada motivasi tertinggi selain dirinya yakin jika doa dan usaha akan merubah nasibnya.
Atas itu, ia terus mencoba. Turun naik dalam usaha. Bahkan dirinya pernah ikut berlaga menjadi Kepala Desa. Terus bergerak dan berjuang. “Alhamdulillah akhirnya doa terkabul menjadi anggota dewan. Ini semua berkat dukungan orang terdekat,” katanya.
Uniknya, meskipun dirinya sudah menjadi dewan, akan tetapi jiwa bertani tetap tertanam. Cukup sulit ia neninggalkan. Tani baginya sudah kehidupan. Menyatu dalam diri dan hati. “Ini salah satu upaya dan contoh, tani bukan hal yang rendah. Akan tetapi mulia. Tanpa petani, kita tak bisa makan,” katanya.
Teruslah menjadi petani. Sebab petani merupakan pekerjaan mulia. Apa saja. Baik padi, satur, sawit, dan lainnya. “Intinya kita tekuni. Saya yakin, akan meraih kesuksesan,” pesannya. (adv/dy)