VIRALKALTIM – Pelaksanaan Ritual Adat Pelas Tanah kembali digelar sebagai bentuk menjaga warisan budaya serta mempererat hubungan antarsuku dan agama di Kutai Timur.
Ketua Panitia, Masroni Kadik menyampaikan bahwa kegiatan tahun ini merupakan komitmen bersama untuk terus melaksanakan tradisi leluhur secara turun-temurun. Ia turut menyampaikan apresiasi terhadap dukungan dari pemerintah daerah serta pihak perusahaan, khususnya KPC dan Pama yang berperan dalam menyukseskan acara tersebut.
Menurut Masroni, Pelas Tanah bukan sekadar ritual adat, namun juga ruang untuk menjaga kerukunan masyarakat. Ia menegaskan bahwa hubungan antarumat beragama dan lintas etnis di Kutim harus selalu terjaga agar kondusif, rukun, serta harmonis.
“Semua suku di Kutim harus kita jaga, kita rawat adat istiadatnya. Ini dilaksanakan tiap tahun sebagai wujud komitmen bersama,” ujarnya.
Rangkaian acara Pelas Tanah tahun ini berlangsung khidmat dan semarak dengan berbagai rangkaian kegiatan tradisi. Beberapa prosesi adat yang digelar antara lain ngenjong, tiang ayu, pemotongan sapi, penyalaan obor, hingga ritual keliling ke empat titik penjuru sebagai simbol penjagaan wilayah. Tak hanya itu, kegiatan hiburan seperti olahraga dan penampilan musik band turut meramaikan suasana.
Ketua Adat Besar Kutai, Sayyid Abdal Nanang Al Hasani turut memberikan apresiasi kepada Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi yang hadir dalam kegiatan. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan pemerintah terhadap pelestarian adat dan budaya lokal. Menurutnya, sinergi ini merupakan bentuk ikhtiar bersama demi kebaikan daerah.
Sayyid Abdal menuturkan bahwa Pelas Tanah merupakan doa bersama untuk keselamatan daerah dan masyarakat. Ritual ini dipercaya menjadi bagian dari usaha agar Kutim tetap terhindar dari bencana, serta selalu berada dalam keadaan aman dan damai. “Ini ikhtiar untuk Kutai Timur dan bangsa Indonesia pada umumnya, agar dijauhkan dari musibah,” ungkapnya.
Dengan terselenggaranya Pelas Tanah, masyarakat berharap nilai-nilai adat dan budaya dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang.
Tradisi yang terus dijaga akan menjadi pondasi kuat bagi keharmonisan sosial serta identitas Kutai Timur sebagai daerah yang beradat dan menjunjung tinggi kebersamaan.
Acara tersebut sekaligus menjadi momentum memperkuat persatuan dalam keberagaman demi terciptanya daerah yang aman, tentram, dan sejahtera.(adv)


















