VIRALKALTIM – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Jimmi, menyampaikan sikap terbukanya terhadap berbagai masukan dari masyarakat. Ia bahkan mempersilakan warga untuk mengkritik hingga mencacinya jika memang diperlukan, asalkan disertai solusi untuk membangun daerah. Menurutnya, kritik adalah bagian dari kontrol sosial agar wakil rakyat tetap berada pada jalur kerja yang benar.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam kegiatan reses yang digelar di Desa Swarga Bara, Dusun 03 RT 11 Gang Mulia 3A. Reses tersebut menjadi ruang dialog langsung antara masyarakat dan wakil rakyat untuk menyampaikan aspirasi serta keluhan terkait pembangunan di lingkungan mereka.
Dalam kesempatan tersebut, salah satu warga, Joko, memanfaatkan momen reses untuk menyampaikan kegelisahan terkait pelaku UMKM. Menurutnya, pemerintah tidak hanya cukup memberikan program seremonial, tetapi perlu pendampingan yang konsisten hingga pelaku usaha benar-benar berkembang. “Pelaku UMKM wajib didampingi sampai berhasil, tidak hanya seremonial saja,” ujarnya.
Joko juga menyoroti persoalan banjir yang kerap menjadi ancaman. Ia menilai normalisasi sungai harus dilakukan secara serius, termasuk pembangunan turap, pintu air, serta drainase memadai. “Percuma jalan bagus, tapi kalau drainase tidak ada. Kita kena banjir juga,” tegasnya di hadapan Jimmi dan perangkat desa.
Menanggapi hal tersebut, Jimmi menyampaikan bahwa setiap aspirasi masyarakat akan dicatat dan ditindaklanjuti sesuai skala prioritas. Ia menyebut persoalan banjir, infrastruktur, serta dukungan UMKM merupakan kebutuhan mendesak yang akan menjadi perhatian utama dalam pembahasan di DPRD.
“Semua usulan masyarakat akan kami perjuangkan, terutama yang bersifat prioritas dan menyangkut hajat hidup banyak orang,” ungkap Jimmi. Ia berharap masyarakat terus aktif menyampaikan aspirasi demi kemajuan Kutai Timur yang lebih baik.(dy)


















