VIRALKALTIM– Dalam beberapa hari terakhir, warga Kutim resah dengan keberadaan gas LPG 3 kilogram (kg) yang kian susah dicari di pasaran. Keluhan tersebut terutama dirasakan oleh kalangan emak-emak hingga para pemilik Usaha Mikro Menengah dan Kecil (UMKM).
Kepala Seksi Dalam Negeri Disperindag Ahmad Doni Efriadi mengakui hal itu. Memang kata dia telah terjadi kelangkaan beberapa hari terakhir. Namun hal itu sudah teratasi saat ini.
“Tetapi susah teratasi. Kita lihat di lapangan tiga kilo aman,” ujar Doni.
Dia mengaku tidak ada permasalahan pada saat melakukan pendistribusian. Hanya saja, beberapa waktu lalu terdapat hari libur dengan jarak yang berdekatan atau biasa disebut long weekend.
“Tanggal merah kemarin kita libur, dan hari Minggunya juga libur. Jadi ada sedikit keterlambatan pendistribusian di pangkalan atau agen,” terangnya.
“Gas sementara ini aman. Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) libur. Kuota yang libur tidak ditambahkan,” lanjut dia.
Masalah lain kata dia, ialah pemakaian tabung 3 kilo meningkat. Yang semula menggunakan 5,5 dan 12 kilo, lalu beralih ke 3 kilo. Alasannya karena jarah harga terlalu jauh.
“Pemakaian kita meningkat. 3 kilo ke , 5,5 dan 12 kilo terlalu jauh makanya jadi kelangkaan. Banyak beralih lagi ke 3 kilo,” katanya.
Meskipun begitu, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Pertamina prihal kekosongan tersebut. Pihaknya minta pendistribusian di berikan sesuai dengan kebutuhan dan tak ada lagi keterlambatan. “Yang tiga kilo Alhamdulillah sudah teratasi,” katanya.
Sebelumnya, gas Elpiji langka di pasaran. Bahkan nyaris tak ada. Hal ini tak hanya terjadi di Sangatta, akan tetapi hampir di semua daerah. Tentu saja membuat panik masyarakat. Akibatnya, mereka berlomba-lomba memborong gas tersebut.
Masyarakat meminta agar kiranya gas elpiji benar-benar tepat sasaran. Mereka menduga banyak orang kaya menggunakan gas tersebut. Diantaranya pengusaha dan pekerja diatas gaji rata-rata. (adv/dy)