VIRAL KALTIM, KUTIM- Tiga santri lulusan pertama Pesantren AlKhairat Muara Wahau di antar Ustad Nizar Rafi Mutaqin selaku Khodimul Ma’had untuk melanjutkan study ke Jombang Jawa Timur.
Ketiga santri tersebut Muhamad Ilyas Yafif melanjutkan study Pendidikan Agama Islam Fiqih, Nabila Nurcahyani mengambil Pendidikan Agama Islam dan Al Qur’an, Rahayu Ningsih melanjutkan di jurusan Manajemen Pendidikan dan Hadist. Ketiga calon mahasiswa santri tersebut saat ini sudah berada di kampus Universitas Hasyim Asy’ari Tebu Ireng Jombang.
Pondok pesantren AlKhairat sendiri berdiri di tahun 2017, di Desa Muara Wahau, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim. Berawal dari inisiatif beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat desa yang terdorong akan pentingnya pendidikan agama dan kompetensi bagi anak-anak dan generasi muda Desa Muara Wahau dan sekitarnya.
Inisitif tesebut disambut baik oleh CSR PT Dharma Satya Nusantara (DSN Group) dan Pemdes Muara Wahau, yang kemudian membantu memfasilitasi beberapa tokoh tersebut untuk study banding dan magang keilmuan di bidang pengelolaan dan pengembangan pendidikan Agama Islam ke beberapa Pondok Pesantren di Jombang, Yogyakarta dan Bandung.
Bapak Kamaruzzaman beserta Bapak Amar Sidik salah satu tokoh pendiri mengungkapkan, pada awalnya pihaknya diajak Bapak P. Lukito salah satu Direksi DSN Group jalan-jalan di kota Yogyakarta. Berbincang ringan tentang pendidikan anak-anak Wahau. Dilanjutkan kunjungan ke satu Pondok Pesantren di Yogyakarta, dari sinilah membulatkan tekat memulai dalam bentuk taman pendidikan Alquran bagi anak-anak Muara Wahau.
“Dari bulan ke bulan, jumlah pesertanya makin banyak dan terus berupaya mengembangkan pola dan unit pendidikan keagamaan Madrasah Diniyah hingga Pondok Pesantren yang dilengkapi dengan Balai Latihan Kerja Komunitas. Alhamdulillah saat ini kehidupan masyarakat di desa kami semakin agamis,” katanya.
Dalam kesempatan terpisah Ustad Amar Sidiq Ketua Yayasan menyampaikan, hingga tahun ini jumlah santriwan dan santriwati 190 orang, yang berasal bukan saja dari desa Muara Wahau tetapi juga dari Kecamatan Muara Wahau, Kongbeng, dan Pantun. Bahkan ada juga santri dari Bengalon, Sangata, dan Palu Sulawesi. Jumlah Pendidik sebanyak 12 orang dengan 4 Unit Pendidikan, yaitu Taman Pendidikan Alquran, Madrasah Diniah Awaliah, Pondok Pesantren, dan Balai Latihan Kerja.
Selain menempati bangunan besar berdampingan dengan masjid besar Al Ijtihad Muara Wahau, saat ini Pondok Pesantren AlKhairat sudah mempunyai lahan seluas 3 hektar hibah Pemdes Muara Wahau dan telah dibangun balai latihan kerja komputer dengan kelengkapannya atas dukungan dari Kementrian Tenaga Kerja RI.
“Kerjasama terus dibangun oleh Pengurus dan Pengelola Yayasan AlKhairat untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan, baik dengan sekolah negeri maupun kejuruan di Wahau Kongbeng, Pondok Pesantren di Indonesia, Departemen Agama, Departemen Tenaga Kerja, dan yang terakhir menerima kunjungan dari Departemen PUPR yang menggali kebutuhan infrastruktur Pondok Pesantren,” katanya.
Harapan Ustad Nizar Rafi Mutaqin sebagai Khodimul Ma’had yang merupakan alumni Pesantren Tebuireng, ialah agar santri di Desa Muara Wahau akan terlahir generasi yang berkemampuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan teknologi) dan IMTAQ (Iman dan Taqwa), juga berarah dikemudian hari para santri dapat berperan dalam kehidupan masyarakat baik di Muara Wahau maupun di daerah asalnya, berkarya menjadi teladan masyarakat.
“Saya mengharapkan ketiga santri yang saat ini menempuh pendidikan di Universitas Hasyim Asy’ari, jika kelak sudah lulus dapat mengabdikan dan mengembangkan almamaternya Pondok Pesantren AlKhairat,” harapnya.(*)