VIRALKALTIM- Banjir mulai berlalu. Namun usulan dari DPRD maupun masyarakat belum direalisasikan pemerintah. Diantaranya ialah normalisasi sungai, perbaikan drainase, dan pembersihan kanal-kanal.
Baca Juga : Cara Anggota DPRD Kutim, Jimmy Atasi Banjir Sangatta
Anggota DPRD Kutim, Basti Sanggalangi ikut heran dan mempertanyakan hal itu. Apa yang menjadi kendala untuk merealisasikan hal tersebut.
Padahal, beberapa pihak sudah merekomendasikan untuk penanganan masalah banjir. Baik jangka pendek dan panjang. “Kalau mengatakan anggaran tidak ada, kan banyak cara. Ada dana CSR, ada pihak ke 3. Pokoknya bagaimana atasi banjir di Kutim,” katanya.
Ia juga menyarankan, agar pemerintah memanfaatkan perusahaan yang beroperasi di Kutim. Sangat banyak perusahaan yang dirasa dapat membantu dalam normalisasi sungai.
“Pemerintah segera memanggil para perusahaan untuk lakukan konsolidasi atau bentuk tim bagaimana penanganan banjir dilakukan segera. Saat evaluasi banjir, kita sudah sampaikan sama BPBD. Bahwa bagaimana cari solusi terbaik panggil perusahaan untuk bantu,” katanya.
Tak muluk-muluk, pelibatan perusahaan ialah hanya untuk membatu normalisasi sungai maupun kanal-kanal di Kutim. Termasuk drainase dalam kota. “Panggil untuk kerok Sungai Sangatta. Kerok sungai. Baik di hulu dan hilir sudah dangkal. Kalau sudah di keruk saya yakin tidak naik lagi,” katanya.
Katanya, Sangatta saat ini tak ubahnya mirip kondisi Samarinda. Yang mana, meskipun diterjang hujan sedikit sudah banjir. Hal itulah yang tak diinginkan. “Sangatta hampir sama dengan SMD. Sedikit hujan banjir,” katanya.
Sebelumnya, Anggota DPRD Kutim, Basti Sanggalangi. sudah rekomendasikan untuk pemerintah terkait penanganan banjir. Pertama, pemerintah wajib membentuk tim untuk penanganan banjir di Kutim.
Kedua, pemerintah wajib melakukan normalisasi sungai Sangatta. Termasuk sungai-sungai kawasan rawan banjir lainnya. Ketiga, memperbaiki drainase-drainase baik dalam kota dan desa.
“Satu-satu jalan adalah bagaimana Sungai Sangatta dikerok. Karena itu sudah dangkal. Kemudian, kedua seluruh drainase di Kutim harus dinormalisasi. Karena semua parit-parit penuh dengan lumpur. Ketika meluap, semua parit akan cepat penuh. Karena banyak lumpur di dalam. Pemerintah segera bentuk itu,” ujar Basti yang merupakan Politisi PAN tersebut.
Katanya, hal ini sudah disampaikan kepada pemerintah saat menggelar rapat evaluasi bersama BPBD Kutim. Namun apa kendalanya hingga kini belum direalisasikan.
“Kerok sungai Sangatta. Kerok sungai. Baik di hulu dan hilir itu sudah dangkal. Kalau sudah di kerok saya yakin tidak naik lagi. Pasti bisa diminimalisir kenaikan air,” kata Basti.
Tak hanya sungai dan drainase, yang perlu diperhatikan ialah pembersihan kanal-kanal yang sudah dibuat sebelumnya. Pasalnya, hasil pantauannya, kanal-kanal banyak ditumbuhi rerumputan. “Ada di RT 48. Ada kanal yang harus dibersihkan. Sehingga airnya mengalir deras. Jadi segera dilakukan untuk atasi banjir,” katanya.
Ini juga kata dia, sudah sejalan dengan permintaan masyarakat. Itu diketahui saat dirinya mengadakan reses. Yang mana, hampir semua permintaan masyarakat ialah perbaikan drainase dan jalan.
“Saya sudah sampaikan di Musrembang juga. Hasil reses kami masyarakat minta perbaikan drainase. Banyak lumpur sudah. Kita sudah sampaikan ke pemerintah,” katanya.
Itu jangka pendek. Itu jangka panjang ialah pembuatan turap dan kanal-kanal baru. Itu merupakan solusi terbaik saat ini untuk mengatasi banjir. “Jangan sampai kelihatan anggaran besar tapi drainase dalam kota buntu- buntu,” katanya. (adv/dy)