VIRALKALTIM – Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu program prioritas Pemkab Kutim saat ini. Bahkan, berbagai pelatihan telah diberikan kepada tenaga kerja lokal melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Sedangkan dari sektor pendidikan, beasiswa Kutim Tuntas dipastikan telah bergulir tahun ini untuk seluruh jenjang pendidikan.
Bahkan pemkab akan bekerja sama dengan Universitas Mulawarman (Unmul), sebagai upaya peningkatan kualitas SDM melalui Program Kutim Sejahtera Untuk Semua. Khususnya mencetak lulusan dokter dan tenaga medis yang mumpuni. Hal itu disampaikan Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang.
“Rencana kerja sama pemkab dengan Universitas Mulawarman, untuk memfasilitasi putra-putri asli Kutim memperdalam ilmu di Fakultas Kedokteran,” bebernya.






Hal itu dilakukan dengan harapan, ke depan generasi muda yang lulus sebagai dokter sanggup menjawab tuntutan masyarakat terkait pelayanan kesehatan. Sehingga para dokter Kutim lulusan Unmul bisa memberikan pelayanan kesehatan terbaik sesuai visi dan misi pemkab.
“Kerja sama beasiswa ini untuk program dokter spesialis dan tenaga medis. Jadi, anak-anak Kutim disekolahkan dan dibiayai melalui APBD. InsyaAllah tahun ini sudah dimulai,” ungkapnya.
Apalagi pemkab sudah membangun tiga Rumah Sakit Pratama (RS) yang ada di Rantau Pulung, Sangkulirang dan di Muara Bengkal. RS Pratama Sangkulirang dibangun untuk melayani masyarakat wilayah pesisir dengan lima kecamatan. RS Pratama Rantau Pulung melayani wilayah Bengalon dan Batu Batu Ampar. Sedangkan RS Pratama Muara Bengkal melayani warga Muara Ancalong, Busang dan Long Mesangat.
“Tapi SDM-nya tidak memadai. Kutim masih kekurangan dokter dan tenaga medis,” sebutnya.
Hal itu lah yang mendasari pemkab berinisiatif memfasilitasi putra-putri Kutim berkuliah di Fakultas Kedokteran Unmul dan dibiayai melalui APBD Kutim. Setelah merampungkan pendidikan, tentunya berkewajiban mengabdi dan bertugas di RS Pratama dan Puskesmas yang ada di Kutim.
“Pentingnya mengirim putra-putri asli Kutim untuk mencetak dokter. Sekarang masih banyak oknum dokter dan tenaga medis yang sulit memberikan loyalitasnya. Mereka tidak sepenuh hati memberikan pelayanan kesehatan di tempatnya bekerja, seperti di daerah kecamatan. Belum lagi permintaan fasilitas bekerja,” jelasnya.



Menurutnya, oknum dokter dan tenaga medis tersebut banyak bertingkah. Minta fasilitas mobil dan minta gaji yang besar. Makanya dibutuhkan putra-putri lokal untuk dikuliahkan.
“Nantinya mereka mengabdi untuk daerahnya sendiri, tentu akan lebih efektif,” tuturnya. (adv/yd)