VIRALKALTIM– Angka keluarga beresiko stunting mengalami penurunan yang relatif signifikan. Keluarga Berisiko Stunting adalah keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko stunting yang terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja puteri/calon pengantin/Ibu Hamil/anak usia 0 – 23 bulan/anak usia 24 – 59 bulan berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air minum tidak layak.
Sebelum masuknya Achmad Junaidi B sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kutai Timur, angka keluarga beresiko stunting mencapai 19 ribu sekian.
Pada bulan Juni 2024, mengalami penurunan. Menjadi 15 ribu. Pada bulan September sudah berada diangka 12 ribu. Artinya, hanya membutuhkan sekira tiga bulan sudah mengalami penurunan 7 ribu.
“Alhamdulillah terus mengalami penurunan. Ini semua karena hasil kerja keras bersama. Semua pihak terkait terlibat untuk mencegah dan menuntaskan angka stunting,” katanya.
Disinggung angka target penurunan keluarga beresiko stunting, Junaidi enggan memberikan janji. Namun kata dia, semua sudah terbukti dengan hasil kerja keras. “Kita kerja keras saja terus. Kerja saja InsyaAllah pasti bisa,” katanya.
Untuk diketahui, percepatan penurunan angka stunting mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Untuk mencegah stunting, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut. Pertama memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan. Protein whey dan kolostrum dalam ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
Kemudian, memberikan MPASI yang bergizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia di atas 6 bulan, memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala, mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin, dan melakukan imunisasi wajib dan tambahan.
Kemudian, memberikan stimulasi kepada bayi sesuai dengan usianya, pastikan lingkungan rumah dalam keadaan bersih, jika bayi sakit, langsung ke rumah sakit/dokter, selalu menambah ilmu kesehatan terkait tumbuh kembang anak, dan stunting, dan pemerintah juga perlu menerapkan kebijakan dan program yang mendukung pencegahan stunting, seperti program pemberian makanan tambahan di sekolah dan kampanye gizi. (adv)