VIRALKALTIM, KUTIM- Forum Petani Kelapa Sawit (FPKS) Kutim menggelar silaturahmi dengan Ketua Dewan Pembina dan Penasehat tadi malam, Sabtu (2/10/2021).
Ialah selaku Ketua Dewan Pembina Mahyuddin Mansyur dan Ketua Dewan Penasehat Arpan. Tak hanya itu, pengurus di beberapa kecamatan dan kota ikut meramaikan silaturahmi tersebut. Diantaranya Kota Bontang. Sedangkan untuk pengurus kecamatan seperti Bengalon, Rantau Pulung, dan Sangatta sendiri.
Dikatakan Ketua FPKS, Asbudi pertemuan ini selain untuk silaturahmi juga menyatukan persepsi terkait perkembangan, informasi, dan kemajuan sawit di Kutim. Termasuk para petani. “Meskipun sederhana namun pertemuan ini sangat bermanfaat,” ujar Asbudi.
Ia menceritakan sejarah perjuangan petani sawit di Kutim. Katanya, sebelum terbentuknya forum, harga sawit hancur. Bahkan tak sedikit petani yang putus asa. Mereka membiarkan Tandan Buah Segar membusuk. Juga membakarnya.
“Itu dua tahun lalu. Harga TBS hanya 400 perkilo. Kita demo. Sekira 800 orang yang kami turunkan. Kami temui beberapa perusahaan. Alhamdulillah, atas perjungan itu naik menjadi 900 perkilo. Sekarang sudah mencapai 2.700 perkilo,” ujar Asbudi.
Itulah sejarah singkat terbentuknya forum. Tak lain, sebagai badah berbagi informasi, saling menanungi, dan persatuan bagi para petani sawit di Kutim. “Tak lain semua untuk kesejahteraan para petani sawit,” katanya.
Arpan Ketua Dewan Penasehat pun cukup bangga atas perjuangan FPKS. Iya yakin FPKS akan membawa dampak positif dan wadah perjuangan bagi para petani.
“Kita bangga juga harga sawit terus naik.
Kita akan diskusi. Ada kendala seperti maslaah lahan, pupuk, dan semua yang harus kita selesaikan masalah sawit,” katanya.
Mahyudin Ketua dewan Pembina mengaku Kutim memang tepat untuk menanam sawit. Ia merupakan salah satu pencetus kelapa sawit di Kutim. Katanya sawit banyak manfaatnya. Apalagi saat ini. Sawit bisa diubah menjadi solar, bahan bakar pesawat, dan lainnya.
“Dulu 20 tahun lalu. Kami suruh tanam sawit tidak ada yang mau di Wahau. Sekarang sudah dinikmati semuanya. Ada warga yang katanya bisa pulang kampung terus dalam setiap panen,” katanya.
Mahyuddin juga mengaku dirinya terus berkebun sawit. Karena ia tau sangat menjanjikan untuk masa depan. Apalagi katanya, ia berkeinginan untuk pensiun dini dari dunia perpolitikan. “Saya juga fokus tanam sawit. Saya juga keluarga petani. Jangan ragu berkebun sawit. Saya yakin ini masa depan. Jangan ada lagi tanah kosong. (adv/dy)