VIRALKALTIM, KUTIM- Tema Hari Guru Nasional (HGN) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke 76 sangat luar biasa. Yakni ”Bergerak Dengan Hati Pulihkan Pendidikan”.
Tema ini sangat mendalam. Penuh makna dan semangat. Kata lain, para guru diminta terus berkarya, mendidik,menyayangi, dan bangkit kembali dengan wajah dan semangat baru untuk memajukan pendidikan.
Pendidikan di Kutim wajib bangkit kembali. Untuk mewujudkan, semua pihak khususnya para pendidik wajib bersemangat untuk mewujudkan hal itu.
Yang mana diketahui, hampir dua tahun Kutim dilanda pandemi Covid 19. Yang mana, efeknya ialah pendidikan online. Siswa hanya belajar di rumah. Tak boleh tatap muka.
Saat ini, Kutim sudah merangkak ke level 2. Sedikit memasuki zona aman. Tinggal peningkatan vaksinasi. Untuk penderita cukup melandai.
Itulah, Kadisdik Kutim, Syahrir meminta agar semua pihak dapat bahu-membahu agar pendidikan di Kutim kembali berjaya dengan semangat dan harapan baru demi generasi emas yang akan datang. “Mari kita wujudkan tema tersebut. Mendidik dengan hati untuk pulihkan pendidikan,” katanya.
Syahrir yakin hal itu bisa terwujud. Meskipun secara bertahap. Dirinya berharap agar pandemi benar-benar berakhir. Sehingga para guru bisa maksimal mengajar dan siswa bisa maksimal belajar.
“Kami juga mengucapkan selamat kepada para guru lantaran sudah sukses menerapkan Pendidikan Tatap Muka (PTM). Salah satunya dalam penerapan protokol kesehatan. Sekali selamat kami ucapkan. Selamat Hari Guru,” katanya.
Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim dalam sambutan tertulis yang dibacakan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengatakan, selama hampir dua tahun terakhir guru terus berjuang memberikan pendidikan. Khususnya di tengah semua tantangan selama pandemi COVID-19.
Guru ditantang memanfaatkan teknologi membuat pembelajaran daring harus menarik bagi semua murid. Sementara di daerah yang sulit akses internet, banyak guru yang menantang risiko dengan mengajar dari rumah ke rumah.
“Kami berupaya membantu dan mendukung para pendidik dan tenaga kependidikan dengan menghadirkan beragam paket kebijakan. Kami sudah melaksanakan relaksasi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Sehingga bisa digunakan untuk membayar honor guru non-PNS, guru-guru honorer,” jelas Nadiem.
Kemudian pemerintah juga memberikan opsi bagi guru untuk menerapkan kurikulum darurat yang lebih ramping dan lebih sederhana. Dengan membagikan modul pembelajaran di masa khusus untuk membantu pembelajaran di daerah yang sulit akses internet.
“Sekali lagi, peran Ibu dan Bapak Guru sangatlah besar dalam menyukseskan PTM terbatas. Saya ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih atas kerja keras dan dedikasi Ibu dan Bapak dalam mendidik anak-anak Indonesia menjadi generasi pelajar Pancasila yang cerdas berkarakter,” tutupnya. (adv/Dy)