VIRALKALTIM- Mungkin masih banyak orang yang belum tau asal mula nama Kota Sengata. Apalagi bagi mereka yang baru datang ke kota tercinta. Ya itu merupakan tagline Kota Sengata. Ada yang mencoba cocoklogi.
Baca Juga : Mengerikan, Ini Sejarah Nama Kaliorang
Katanya Sengata merupakan singkatan dari Sangat Menderita. Tentu hal ini tak benar. Itu hanya candaan kosong. Faktanya, Sengata merupakan kota yang kaya. Kaya akan semua hal. Batu bara, sawit, minyak, pariwisata, dan potensi lainnya.
Dalam penelusuran media viralkaltim dari beberapa artikel dan sumber, memang asal usul Kota Sengata memiliki beberapa versi. Namun pada hilirnya, saling berkaitan dan tak bertentangan satu dengan lainnya.
Pada versi pertama, ialah menurut buku sejarah Sengata yang ditulis oleh Rosihan Achmad BA, Nasrun Gani, M Rifai, Donga, Tung, M Thaha Z, dkk.
Ditulis, Sengata berasal dari kata “sengat”. Yang maksudnya tersengat secara mendadak atau tiba-tiba. Dahulu sering terjadi pertempuran antar suku untuk memperebutkan wilayah kekuasaan.
Sekitar tahun 1546 pernah terjadi serangan besar-besaran secara tiba-tiba antara Suku Kutai yang dipimpin oleh kepala sukunya melawan suku lainnya.
Lokasi pertempurannya di hulu sungai Mentoko yang bernama Kepet (dahulu kota tua berada di sana, beberapa orang yang beruntung pernah menemukan benda-benda kuno ditempat itu). Senjata yang digunakan oleh suku Kutai untuk melawan musuhnya menggunakan madu yang dipanaskan hingga mendidih.
Kemudian dituangkan ke dalam guci. Guci-guci tersebut dibawa naik ke atas pohon yang tinggi. Untuk memanjat pohon-pohon tersebut dibuatlah tangga yang bernama behek yaitu berupa pahatan di dahan pohon untuk pijakan hingga ke atas dahan untuk bersembunyi.
Ketika musuh sudah tepat berada di bawah pohon, madu panas tadi dituangkan dari guci kepada musuh. Musuh-musuh itu merasakan tubuhnya tersengat cairan panas dari madu yang mendidih tersebut. Pertempuran itu akhirnya dimenangkan oleh suku Kutai. Lalu kata sengat tadi diabadikan menjadi nama wilayah yang kemudian menjadi Sengata.
Pada referensi kedua, terdapat pada artikel yang berjudul Sangatta atau Sengata. Buku ini di sadur oleh Arif. Mengudara Oktober 2008. Yang ditulis oleh Murhansyah, SIP dengan judul asli Erau Kemilau Kearifan Masa Silam.
Pada buku mengisahkan ada seorang kerabat Sultan Kutai yang bernama Aji Pao. Ia bersama rombongan meminta daerah yang dapat dikembangkannya sebagai bagian tempat bertani, berburu dan bermukim.
Akhirnya Aji Pao dan pengikutnya menemukan sebuah daerah di aliran sungai yang dijaga mahluk halus. Mahluk yang berjumlah tiga tersebut di beri nama sang. Yang pertama adalah Sang Kima menjaga aliran sungai Api-api dan sekarang menjadi Sangkimah.
Kemudian Sang Atan yang sekarang dikenal sebagai daerah Tanjung Santan, lalu Sang Attak yang menjadi penjaga aliran sungai api-api yang utama dan kini di kenal dengan Sangatta. Ada satu aliran sungai api-api yang menuju laut dan belum ada penjaga, daerah itulah yang diminta Aji Pao. Daerah itu yang dikenal dengan nama Bontang.
Sang Attak inilah diadopsi menjadi nama Sengata. Jika diperhatikan, pernyataan ini cukup rasional. Bahkan cenderung tepat disematkan atas pertanyaan sejarah Sengata.
Pada referensi ketiga, menyatakan jika nama Sengata ini memang telah ada sejak sebelum jaman penjajahan. Karena diambil berdasarkan nama seorang kepala adat masyarakat Kutai yang sangat terkenal pada masa kejayaan kerajaan Kutai di Tenggarong. Dan nama Sengata tetap disebut demikian hingga negara telah telah merdeka.
Ini merupakan beberapa referensi asal mula kota Sengata. Dari beberapa referensi tersebut, pembaca dapat menilai mana yang lebih mendekati kesempurnaan.
Namun di balik nama kota Sengata, tercatat sejarah hingga saat ini nama Sengata sudah berubah. Tak hanya sekali, namun beberapa kali hingga saat ini. Hal ini dapat dilihat pada peta Tahun 1980an.
Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Pertama, pada perkiraan tahun 1950 – 1970 di Sengata banyak dikunjungi pengusaha dari Philipina yang membeli kayu log secara besar-besaran.
Sehingga pada waktu itu penduduk Sengata rata-rata berpenghasilan sangat tinggi, yang dikenal oleh penduduk dengan istilah “Banjir Cup”. (inilah salah satu alasan mengapa harga barang di Sengata cukup mahal). Oleh karena pengaruh lidah dan dialek orang-orang asing tersebut, maka nama Sengata menjadi Sangata. Merekapun selalu menulis Sengata menjadi Sangata.
Kenapa perubahan ini bisa terjadi. Hal ini karena pada masa itu tak belum ada yang peduli atas penamaan daerah. Meskipun berubah sekalipun. Yang mana diketahui, Daerah Sengata masih terpencil. Belum terjamah oleh moderenisasi. Pada akhirnya, nama Sengata secara perlahan menjadi Sangata.
Namun seiring dengan jaman tersebut, dilanjutkan dengan masuk dan hadirnya Perusahaan Pertambangan Minyak Negara yang sekarang bernama Pertamina. Saat itu, mulai beroperasi di Sengata. Pada awal-awal sejak masa survei, banyak pendatang mancanegara dari negara Australia. Lidah merekapun kerap keseleo. Dalam perkataan kerap menambahkan doble TT. Sehingga penulisannya dari Sangata menjadi Sangatta. Nama inilah yang hingga kini dipatenkan. Namun tak mustahil kembali berubah.
Mengingat sejarah, Ketika Sengata sudah menjadi Kabupaten, Bupati Awang Faroek pernah mencoba mengembalikan namanya menjadi Sengata. Namun kabarnya, setelah digantikan oleh Bupati Isran Noor, nama kembali berubah menjadi Sangatta.
Nama Kepala Adat Suku Kutai
1678 -1709 Gembara
1709 – 1721 Singa Janti
1721 – 1781 Singa Tua
1781 – 1801 Macan
1801 – 1830 Singa Karti
1830 – 1842 Tali
1842 – 1855 Bungul
1855 -1901 Sampai
1901 – 1911 Petinggi Bijak
1911 – 1930 Abdul Masman
1930 -1955 Sempulan
1955 – 1960 Petinggi Dahlan
1960 – 1964 Abdul Gani
1964 – 1967 Tjok
1967 – 1972 Abdul Ripai
1972 – 1977 M Pital B
1977 – 1996 Abdul Hamid
!996 – hingga sekarang H. Kasmo