VIRALKALTIM- Kecamatan Sangkulirang terletak di Kutim. Ia berada dalam kawasan Sangsaka. Sangkulirang merupakan kecamatan tertua di Kutim. Kotanya dilingkari oleh lautan.
Baca juga: Ini Sejarah Sangatta Sesungguhnya
Nama ini cukup dikenal. Namun tak sedikit yang tak tau asal-usul Sangkulirang. Sejarahnya. Kenapa bernama Sangkulirang. Ini hasil penelusuran media viralkaltim dari beberapa literatur.
Awal mula Sangkulirang dimulai dari adanya sebuah komunitas penduduk yang diatur secara adat dan budaya yang dipimpin oleh seorang tokoh bertempat di Godang Lama (sekarang bekas lokasi PT Dewi Warna dan PT Segara Timber).
Pada kisaran tahun 1.900-an pemerintah Kerajaan Kutai mengutus seorang yang bernama Mas Patih Abdul Manaf untuk memerintah dan mengatur Kampung Godang.
Di masa kepemimpinannya itu pula Pemerintah Kampung Godang dipindahkan ke Benua Baru, Pulau Sangkuang yang pada perkembangannya sampai sekarang disebut Sangkulirang.
Kemudian zaman penjajahan Belanda 1930-an, diubah menjadi Lansdschap yang dipimpin oleh pejabat yang disebut Klerek. Saat itu Awang Ishak menjadi Klerek pertama. Nama Klerek pun mengalami perubahan menjadi Penjawat. Tahun 1950-an nama pemerintah diubah menjadi Kawedanan (wilayah administrasi pemerintahan di bawah kabupaten dan diatas kecamatan pada zaman Hindia-Belanda).
Dipimpin oleh seorang asisten Wedana, pejabat pertama sebagai asisten Wedana adalah H M Kaderi. Tahun 1960-an dari pemerintah Kewedanan berubah menjadi Pemerintah Kecamatan yang dipimpin oleh Camat pertama H M Rusli Masroen.
Singkat kisah, nama Sangkulirang berasal dari kata Sangkuang. Sangkuang merupakan buah hutan yang sangat besar. Rasanya asam. Berserat. Jika masak warnanya kekuningan. Bulat seperti Langsat. Namun buahnya cukup keras.
Masyarakat setempat biasa memanfaatkannya sebagai asam. Pencokan. Tak sedikit pula yang memakannya begitu saja. Hanya menambahkan garam.
Buah Sangkuang tersebar dibeberapa kecamatan. Termasuk kawasan Kaliorang. Pohon ini masih ada dijumpai. Biasa di bibir sungai. Untuk mengambilnya, biasa menggunakan ketapel atau dilempar menggunakan kayu.
Buah Sangkuang juga masih ditemukan di Poros Sangatta-Bontang di Kilo 10. Pohonnya cukup besar. Tak banyak orang yang tau. Pantauan media, buahnya hanya dimakan oleh binatang. (*/dy)