VIRAL KALTIM, KUTIM– Penolakan terhadap pabrik semen semakin meluas. Mulai dari pegiat pariwisata dan lingkungan, mahasiswa, hingga masyarakat lokal di dua Kecamatan yakni Kecamatan Bengalon dan Kaliorang.
Mereka menolak bukan tanpa alasan. Penolakan berdasarkan hajat hidup masyarakat dalam jangka panjang. Sedangkan keberadaan pabrik semen hanya kenikmatan sesaat.
Jika pabrik semen tetap beroperasi di wilayah Bengalon dan Kaliorang, maka hal ini akan berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat setempat.
Diantara kerugian yang akan terjadi ialah berkurangnya sumber air, hancurnya karst pegunungan sekerat, rusaknya hutan , hilangnya sumber pakan hewan, dan lainnya.
Ardi Amiruddin L, warga Desa Sepaso Kecamatan Bengalon menuturkan dirinya sebagai warga tak mengharapkan pabrik semen di daerahnya. Baginya, keberadaan pabrik semen akan banyak menciptakan dampak buruk bagi masyarakat sekitar.
Salah satunya, akan berkurang sumber air dan rusaknya lingkungan. Apalagi diketahui, di pegunungan sekerat merupakan sumber air untuk beberapa kecamatan. Bengalon, Kaliorang, dan Sangkulirang.” Saya sebagai masyarakat Bengalon menolak keberadaan pabrik semen,” kata Ardi.
Sementara itu, Arif warga Kaliorang pun ikut menolak pabrik semen. Pabrik semen membawa sumber bencana akan datang.
“Memang banyak yang beranggapan jika ada pabrik semen maka lokasi sekitar akan baik. Pasti di semen. Ya memang, tapi kami tak butuh itu. Kami di sini butuh air bersih, butuh lingkungan yang baik,” katanya.
Karena katanya, meskipun lokasinya merupakan sumber air terbesar, akan tetapi hingga saat ini belum menikmati hasil alam sendiri.
“Sekarang sudah masuk air bersih. Tapi belum sepenuhnya ke warga. Alhamdulillah. Tetapi kalau masalah pembangunan jalan di semen, itu urusan pemerintah,” katanya. (dy)