VIRALKALTIM- Mungkin banyak yang bertanya-tanya kenapa Kutim menggunakan kode R pada plat kendaraan dinas. Ya, diketahui, R merupakan kode kendaraan baik roda dua dan empat di Kutim.
Ini bermula pada tahun 90 an. Ya, Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai yang di bentuk berdasarkan UU. 47 Tahun 1999, tentang pemekaran wilayah Propinsi dan Kabupaten yang diresmikan oleh Mendagri pada tanggal 12 Oktober 1999.
Yang mana, Bupati Kutim pertama ialah Awang Faroek Ishak dan Ketua DPRD Kutim, Abdal Nanang. Saat itu, diketahui Kutim belum memiliki plat kendaraan sendiri. Akan tetapi masih menumpang dengan Bontang. Kode kendaraan ialah DS. DS merupakan Bontang-Sangatta.






“Saat itu kita masih ikut Bontang. Belum memiliki plat sendiri. Kode sendiri. Jadi setelah itu, kita dapat info di Polda jika Kutim sudah bisa memiliki plat atau kode sendiri,” kata H. Asnudin yang diketahui merupakan ajudan tertua pada masa Abdal Nanang-Ketua Mujiono.
Dulu kata Asnudin, Kantor Pemerintahan dan DPRD Kutim berlokasi di Soekarno Hatta. Yang kini merupakan kantor BDPD Kutim. “Jadi pas mobil dinas keluar, maka saat itu kita menggunakan kode sendiri. Yaitu kode R. Padahal seharusnya kita kode S,” katanya.
Dia menceritakan sejarah R sebenarnya diambil dari nama seseorang. Ialah orang nomor tiga di Kutim. Yakni nama Sekda Kutim saat itu. Ialah Rudi Games. Awalan nama Rudi yakni R.
“Dulu Rudi menghadap Pak Abdal Nanang. Ya sambil bercanda. Sering bertemu bahas itu. Pak Rudi usul kode plat kendaraan R. Nah usulan pak Rudi disetujui sama pak Abdul. Jadi setelah mobil keluar makanya menggunakan kode R,” jelasnya.
Untuk diketahui, Asnudin pernah menjabat sebagai Wakil Ketua 1 PPP Kutim pertama. Kemudian ia menjabat sebagai Ketua PPP menggantikan ketua sebelumnya. Selanjutnya pindah dan menjabat sebagai Wakil Ketua PKB.
Asal Usul Plat nomor di Indonesia



Ide penggunaan plat nomor tidak seketika hadir begitu saja pada saat kendaraan diciptakan akan tetapi bertahap dari masa ke masa. Asal-usul plat nomor bermula dari negara Perancis yang di mana negara tersebut menjadi pencetus pertama penggunaan plat nomor di dunia pada tahun 1893. Memasuki tahun 1901 beberapa negara seperti Belanda dan Amerika Serikat mulai mengikuti Perancis untuk menerapkan penggunaan plat nomor pada kendaraan.
Pada tahun 1800-an diperkirakan penggunaan plat nomor mulai diterapkan di Indonesia. Asal-usul penggunaan plat nomor di Indonesia sendiri tidak dapat terlepas dari sejarah era penjajahan. Pada saat itu sebanyak 15 ribu pasukan Inggris berhasil menyerbu dan merebut Batavia dari kekuasaan pasukan Belanda. Pasukan Inggris tersebut terbagi menjadi 26 batalyon yang di mana masing-masing batalyon memiliki tanda berupa huruf A hingga Z.
Batalion Inggris kemudian menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan menetapkan setiap daerah memiliki kode sesuai nama batalyon yang berhasil menempati daerah tersebut. Mulai saat itulah ditetapkan aturan bagi setiap kereta kuda yang merupakan kendaraan di era tersebut untuk menggunakan plat nomor sesuai dengan penamaan batalyon di daerah masing-masing.
Pada saat itu daerah Batavia berhasil dikuasai batalyon B maka ditetapkan kode B untuk dijadikan plat nomor dengan diikuti lima digit terdiri dari angka dan huruf berikutnya. Terdapat juga batalyon L yang berhasil menempati daerah Surabaya. Oleh karena itu Kota Surabaya memiliki kode awalan huruf L pada setiap plat nomor kendaraannya.
Seiring perkembangannya, plat nomor memiliki tampilan warna yang berbeda sesuai dengan status dari kendaraan tersebut.
Plat berwarna hitam dengan tulisan putih menandakan jenis kendaraan milik pribadi atau kendaraan sewa. Plat berwarna kuning dengan tulisan hitam menandakan jenis kendaraan umum. Plat warna merah dengan tulisan putih menandakan jenis kendaraan dinas. Plat warna putih dengan tulisan biru menandakan jenis kendaraan milik Korps Diplomatik dari luar negeri. Penggunaan warna yang berbeda bertujuan agar kendaraan mudah dipantau dan diidentifikasi. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi penyalahgunaan fungsi. (*)