VIRALKALTIM– Tanggal 12 November adalah Hari Ayah Nasional dan di Indonesia peringatan ini mulai dideklarasikan pertama kali di Solo tahun 2006.
Hari Ayah lahir atas prakarsa paguyuban Satu Hati, lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Tahun 2004, PPIP mengadakan peringatan Hari Ibu di Solo dengan cara mengadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ibu.
Setelah acara selesai, para peserta yang terdiri dari anak-anak usia SD, SMP, SMA, Mahasiswa serta umum memberikan beberapa pertanyaan kepada panitia penyelenggara, ”Kapan diadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ayah? Kapan Peringatan Hari Ayah? Kami pasti ikut lagi.”

Setelah melalui kajian yang cukup panjang, PPIP menggelar deklarasi Hari Ayah untuk Indonesia dan menetapkan tanggal 12 November sebagai Peringatan Hari Ayah Nasional, demikian seperti dikutip dari Harian Kompas Edisi 13 November 2006.
Deklarasi tersebut digabung dengan Hari Kesehatan Nasional dengan mengambil semboyan ‘Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya’.
Di negara lain, Hari Ayah sudah mulai diperingati sejak awal abad ke-12 dengan makna sebagai hari untuk menghormati ayah.
Peringatan Hari Ayah di Amerika dan lebih dari 75 negara lain seperti Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Turki, Pakistan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Filipina dan Hongkong dirayakan pada hari Minggu di pekan ke tiga bulan Juni atau pada 21 Juni yang ditetapkan sebagai Hari Ayah Sedunia.
Ada beberapa alasan kenapa 12 November jadi Hari Ayah Nasional. Pertama, sosok Ibu sebagai orang yang melahirkan mendapat penghargaan dengan cara memperingati hari Ibu setiap tanggal 22 Desember dan peringatan Hari Ibu telah dijadikan sebagai Hari Nasional Bersejarah melalui keputusan Presiden No.316 Tahun 1959.
Sosok Ayah juga dirasakan perlu mendapatkan penghargaan yang sama dengan sebuah peringatan karena mengingat pentingnya peran ayah dalam sebuah keluarga.
Posisi ayah dianggap sejajar dengan ibu dan selalu punya cara sendiri dalam menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga, pemberi nafkah, pelindung, dan masih banyak peran penting lainnya di keluarga.
“Kehadiran ayah dan ibu memang untuk saling melengkapi. Seorang ayah membawa sifat disiplin, tanggung jawab dan kerja keras. Sedangkan seorang ibu menggenapinya dengan kasih sayang, rasa sensitif atau kepekaan, dan ketelatenan,” ujar Ketua DPRD Joni.
Sebuah artikel yang ditulis Analis Perlindungan Perempuan pada DPPPAS Kabupaten Belitung, Nina Kreasih menyebutkan, dalam pola keluarga tradisional, peran ayah adalah seorang pencari nafkah yang hanya bertanggung jawab memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga.
“Alangkah indah jika ibu yang telaten mengajarkan teori, sedangkan ayah yang pemberani memberi dorongan motivasi dan praktik kepada anak dengan kasih sayang,” katanya.
Peringatan Hari Ayah Nasional pada 12 November ini diharapkan juga dapat populer seperti peringatan Hari Ibu Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Desember.
Berbeda dengan peringatan hari Ibu nasional, yang dilatarbelakangi oleh Organisasi Perempuan dengan membawa pesan “Emansipasi Perempuan”, maka Hari Ayah tidak membawa pesan Emansipasi.
“Selamat hari ayah. Teruslah memberikan yang terbaik buat orang tua, istri dan anak. Tentunya kepada keluarga,” katanya. (adv/tirto)