VIRALKALTIM– Kabar baik bagi pengguna jalan Sangatta – Bengalon. Jalan satu arah di titik longsor KM 23+050, hari ini telah dirampungkan PT Kaltim Prima Coal (KPC). Jalan yang sebelumnya hanya satu sisi, sekarang sudah dua sisi dengan kondisi pengerasan semi permanen. Selanjutnya tinggal pengaspalan.
KPC memulai perbaikan titik longsor KM 23+050, setelah adanya permintaan dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur sebagai penanggungjawab lapangan jalan Poros Sangatta – Bengalon.
“Alhamdulillah, sudah bisa dilewati dua arah kendaraan. Per hari ini, perkerasan semi permanen sudah selesai. Sekarang tinggal pengaspalan saja,” kata Wawan Setiawan, General Manager External Affairs and Sustainable Development (GM ESD) KPC, Sabtu (13/9/2025).
Proses pekerjaan yang berlangsung cukup cepat ini terjadi, lantaran adanya saling pengertian antara pekerja dengan pengguna jalan saat itu. Sebab, selama pekerjaan belangsung, berlaku sistem buka tutup selama 10-15 menit, tergantung kepadatan lalu lintas saat itu.
Wawan lebih lanjut mengatakan, selain merampungkan perkerasan semi permanen, KPC juga telah merampungkan pengeboran tanah (sondir) pada enam titik di pusat longsor.
Menurut Wawan, Sondir ini bertujuan untuk mendapatkan data daya dukung tabah. “Analisis tanah ini sebagai tahap awal perbaikan permanen titik longsor KM 23+050,” kata Wawan.
Seperti diketahui, pada press release Balai Besar Pengelola Jalan Nasional (BBPJN), Rabu (10/9/2025), longsor KM 23+050 Poros Sangatta – Bengalon, terjadi karena kondisi tanah yang labil ditambah hujan deras pada Januari 2025 lalu.
Untuk penanganan darurat, pada Maret 2025 lalu, BBPN Kaltim meminta KPC membantu perbaikan sementara. Atas permintaan tersebut, KPC melakukan perbaikan dan selesai pada Mei 2025. Namun tanah terus bergerak turun karena kondisi yang labil.
Akhirnya pada, 9 September 2025, setelah menggelar pertemuan sehari sebelumnya, BBPN Kaltim berkirim surat kepada KPC untuk melakukan perbaikan permanen titik longsor KM 23+050.
Untuk perbaikan ini, KPC mengalokasikan dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp 5,9 miliar. Pekerjaan direncanakan dimulai pada Oktober setelah hasil analisis tanah dari kegiatan sondir sudah keluar.(*)