SEMANGAT Energizing You. Itulah yang membuat Pertamina EP Sangatta bersemangat dan menggelora. Terus bekerja mewujudkan energi keberlanjutan demi masa depan yang maju dan sejahtera.
Baca Juga: KPC Melakukan Pencemaran
Menambah dan memberikan energi baru untuk masyarakat. Khususnya mereka yang memiliki niat yang lurus, masa depan, dan semangat serta perjuangan.
Hal itulah yang dilakukan Pokdarwis Trigona Reborn. Komunitas bangkit ini beralamat di Jalan Pertanian KM 4 Desa Sangatta Selatan Kecamatan Sangatta Selatan.
Pokdarwis ini menekuni Madu Kelulut. Dimulai sejak 2018. Mereka menggarap lahan seluas sekira tiga hektar bersama beberapa anggota yang berbeda latar belakang. Namun memiliki tujuan yang sama yakni perubahan.
Triono, Baim, dan Sabil salah satu pengelola Madu Kelulut Trigona Reborn mengatakan jika Pertamina EP Sangatta Sangat membantu pihaknya. Yang mana, Pertamina dianggap semangat dan angin segar baru.
Contoh, pihaknya mendapatkan bantuan koloni, beberapa kali pelatihan, pembuatan plang depan, dan lainnya. Termasuk gazebo dan toilet.
“Berterimakasih adanya kemitraan ini. Karena sangat membantu kami. Jadi alhamdulillah tempat ini jadi edukasi wisata, budidaya kelulut, pemasaran produk, pelatihan, pengembangan, budidaya, dan kemajuan kelompok tani,” katanya.
Sebagai Ketua, Triono mengaku terimakasih kepada Pertamina. Yang mana peran Pertamina sangat banyak. Saat ini kata dia, pendapatan dari hasil penjualan madu saja sudah sekita 6 juta perbulan. Belum produk lainnya.
“Apalagi lagi kalau musim bunga. Karena memang kita menggunakan tanaman rekayasa. Tak hanya bunga karet, tetapi ada juga bunga santos temon, kaliandra, air mata pengantin, belimbing, kelengkeng, dan lainnya,” katanya.
Atas hal ini, ia mengaku sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan. Yakni, Partisipasi dalam 4 International Da’wah Conference 2020 oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Nusantara CSR Award (NCA)Pemberdayaan Ekonomi Komunitas “Kebun Kelulut Sangatta, 2020, dan Partisipasi dalam ajang Gerakan Bangga Buatan Indonesia, 2021.
“Kemudian, Apresiasi Keikutsertaan Expo APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Selurub Indonesia) di JCC Jakarta, 2021, Penghargaan untuk Kutim Smart City “Smart Branding: Agrobisnis Lebah Kelulut” dari Kemenkominfo, 2021, dan Penghargaan Smart City dimensi Smart Branding “Agrobisnis Lebah Kelulut”
dari Bupati Kutai Timur, 2022,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Bontang Baru Bersinar, Gede Astriawan mengatakan pihaknya mengembangkan kepiting menggunakan dua metode. Laut dan rumahan. “Hasilnya sudah expor,” kata dia.
Wahyudi, salah satu petani kepiting mengatakan ia sudah mempelajari kepiting sejak lama. Puluhan tahun. Hingga dia paham betul sifat kepiting.
“Harga kepiting bisa sampai Rp 540 ribu sampai Balikpapan. Jantan lokal Rp 300 ribuan perkilo. Betina lebih mahal,” kata dia.
Sugianur salah satu pengelola BMP mengatakan, ke depan kata dia, Bontang Mangrove Park (BMP) tak hanya menjadi wadah budidaya kepiting saja. Akan tetapi hingga wisata terbuka. “Kalau masuk Rp 3.500, hari libur Rp 7.500. Sedangkan asing 225 ribu. Nanti kita konsep juga Restauran Berjalan,” katanya.
Kata dia, memang fokus utama ialah wisata mangrove. Yang mana kata dia, pihaknya mendata ada sekira 23 jenis mangrove di BMP. Dengan luas lahan 300 hektar. “Ada juga monyet, bekantan,” katanya.
Siswandi, Kasubag TU TNK memberikan apresiasi kepada Pertamina EP. Kata dia, Pertanian banyak memberikan kontribusi kepada BMP maupun TNK.
“Pertamina tergabung dalam TNK. Mitra TNK. Setiap tahun ada program yang dibiayai diantaranya Pertamina. Ada kerjasama strategis, ada kegiatan program kegiatan dan pembangunan. Kemudian lapak-lapak, tenda, parkir, gerbang, bangunan selamat datang, dan lainnya,” jelasnya.
Lutfi K Joshi Jr Officer Comrel & CID mengatakan pihaknya memberikan pembinaan kepada Pokdarwis Trigona Reborn sejak 2020 lalu. Beberapa hal yang dilakukan Pertamina. Mulai dari pembentukan kelompok, pengelolaan, penguatan, keuangan, pengadaan fasilitas dan lainnya.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar dan sesuai dengan yang kita harapkan,” ujar Lutfi yang saat ini bertugas di Balikpapan.
Kata Lutfi, binaan madu kelulut ini sudah menjadi alternatif wisata anyar buat masyarakat Kutim. Yang mana diketahui, di Kutim sendiri masih sangat minim pengelolaan madu kelulut apalagi skala besar.
“Selain tempat wisata, paling tidak sebagai wadah belajar bagi masyarakat. Baik mengenal lebah kelulut maupun pengelolaanya,” katanya.
Selain memanfaatkan madu murninya, madu kelulut juga diolah dengan berbagai makanan lezat. Diantaranya emping kelulut, pukis, jenis kue lainnya dan sebagainya.
“Kami bantu juga pasarkan dan promosi. Tingkat daerah hingga nasional. Pastinya kami juga berlangganan secara khusus,” katanya.
Selain memanfaatkan madu, ternyata propolis kelulut juga jauh lebih besar memberikan manfaat. Hanya saja, sampai saat ini belum dikembangkan secara maksimal.
“Propolis masuk kajian sudah. Kita akan diskusikan juga. Semoga saja ke depan bisa terwujud,” katanya.
Terkait usaha kepiting di Bontang Mangrove Park (BMP), pihaknya juga tengah fokus pembenahan. Yang mana diharapkan, mimpi masyarakat yang mengelola bisa terwujud. “Selain kita bersinergi dengan TNK dan khususnya BMP, kita juga fokus pembinaan pada budidaya kepiting,” katanya. (dhedy)