VIRAL KALTIM, KUTIM- PDAM Tirta Tuah Benua Kutim terus bergerak. Berbuat untuk masyarakat. Ya, baru-baru ini 4 desa di Kecamatan Kaubun dan Karangan mendapatkan jatah air bersih.
Yakni, Desa Bumi Etam Kecamatan Kaubun, dengan jumlah pelanggan mencapai 254 rumah. Dengan kapasitas sistem pengolahan air minum (SPAM) 5 liter/detik.
Kemudian, Desa Karangan Dalam, Desa Karangan Ilir dan Desa Karangan Seberang Kecamatan Karangan dengan sambungan langganan kini mencapai 284 rumah.
Dikatakan Dirut PDAM Kutim, Suparjan SPAM tersebut diresmikan Bupati Ismunandar. Ia menjelaskan jika PDAM Unit Kaubun berkapasitas 5 liter/detik. Pada persemian kali ini yakni adanya penambahan WTP baru 5 liter/detik sekaligus penambahan jaringan pipa sepanjang 2, 2 km.
Sedangkan untuk PDAM Unit Karangan berkapasitas 5 liter/detik mendapatkan penambahan jaringan kurang lebih 11 Km.
“Guna mempercepat layanan air bersih di dua Kecamatan ini, tahun 2020 kami ikutkan program hibah air minum dari pemerintah pusat. Semoga ke depan seperti Desa Bumi Jaya, Bumi Rapak hingga Batu Lepoq di Kecamatan Karangan bisa terpenuhi,” kata Suparjan, ST.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Timur Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian PUPR Sandhi Eko Bramono, Ph.D mengungkapkan dana pusat yang dikucurkan sekitar 6,2 miliar untuk pembangunan WTP 5 liter/detik sekaligus jaringan perpipaan. Pengerjaan telah rampung 6 September lalu. Sedangkan waktu pemeliharaan 6 Bulan atau hingga Maret 2020 mendatang.
“Jadi dalam masa pemeliharaan. PDAM menjalankan sesuai SOP tapi terjadi kerusakan maka itu ditanggung penyedia jasa,” bebernya.
Peresmian kali ini juga dirangkai penandatanganan berita acara oleh Kepala Balai Sandhi Eko Bramono, Ph.D bersama Direktur PDAM Suparjan, ST. Kemudian penyerahan cenderamata dari Bupati kepada Kepala Balai. Dilanjutkan peninjauan WTP bersama para camat dari sejumlah Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemkab Kutim.
Saat peresmian, Bupati Ismunandar mengatakan air bersih merupakan kebutuhan dasar yang mulai merata di desa. Penyalurannya mulai dari PDAM, Pamdes hingga Pamsimas. Tinggal meningkatkan cakupan layanan di daerah yang belum teraliri air bersih. “Peningkatan layanan itu yang saya kejar” terang mantan Sekretaris Daerah ini.
Namun, tambahnya, semua tidak semudah dan sesingkat yang dibayangkan. Butuh proses termasuk dalam pengalokasian anggaran.
“Tidak bisa simsalabim. Anggaran tidak bisa semua digunakan semua. Dibagi untuk yang lain seperti listrik dan pendidikan,” ungkapnya. (*/syd/dy)