VIRAL KALTIM, KUTIM– Sebagai sekolah rujukan, SMPN 1 Sangatta Utara sejak dua tahun terakhir selalu menggelar Pekan Expo kelompok belajar usaha mandiri. Untuk tahun ini, sebanyak 974 siswa yang terlibat dalam 29 stand, Koperasi maupun pihak swasta pun turut ambil bagian.
Menurut keterangan Sukartini Kepala Sekolah Spansatara, Expo yang menampilkan seluruh kratifitas siswa tersebut dilaksanakan sejak 22 hingga 26 Oktober 2018. Kegiatan semacam ini untuk penguatan karakter anak. Sehingga bisa mandiri dan kelak bisa berwirausaha untuk mengembangkan potensi masing-masing.
Selain expo, beragam perlombaan untuk melihat bakat dan kemampuan para siswa pun digelar di panggung seni.
“Kami berharap para siswa yang lulus dari sekolah rujukan ini, telah mengetahui bakat dan keterampilannya sehingga mampu bersaing dalam berwirausaha” ujar Sukartini.
Tampilkan Kreasi ABK
Sekolah yang menampung anak-anak Inklusi ini juga mendirikan stand untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sebanyak 29 anak yang didampingi orang tua mengisi stand dengan berbagai kreasi. Mulai dari makanan hingga hasil kerajinan anak-anak. Stand Inklusi yang berdampingan dengan OSIS tak kalah dengan milik anak regular lainnya.
Menurut Sukartini keberanian anak-anak Inklusi untuk menampilkan membuat kagum pengunjung. Sehingga secara spontanitas kadang kala memberikan apresiasi kepada siswa.
“Ada siswa inklusi yang bisa bernyanyi dan joget, secara spontanitas mendapatkan uang dari pengunjung Expo,” kata Sukartini.
[penci_related_posts taxonomies=”undefined” title=”Rekomendasi” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”recent_posts” orderby=”random”]
Omset sehari capai Rp. 1 Juta
Salah satu stand milik kelas 8 yang menjual berbagai jajanan siswa, dari donat, arem-arem hingga es, dengan kisaran harga dari Rp. 1.000 – Rp. 5.000. Mampu mengumpulkan hingga Rp 1 juta rupiah dalam satu hari.
Menurut keterangan Febriani Micella Patapa dan Dwi Heru Sulistiowati, tercapainya omset tersebut berkat kerjasama seluruh siswa dalam kelas. Mereka bekerjasama semenjak pagi dengan memasak hingga sama-sama memasarkan di pekan Expo KBUM. Ini merupakan pembelajaran langsung di lapangan untuk membentuk jiwa wirausaha para siswa.
“Hari pertama kami mampu mengumpulkan Rp. 1 Juta, dan hari kedua mencapai Rp. 960.000,” kata Febriani dan Dwi.
Selain jajanan, berbagai karya seni yang dikumpulkan dari tugas para siswa pun turut dipamerkan. Hasilnya, puluhan lukisan maupun kerajinan tangan seperti boneka, lampu belajar dapat dilihat dan dibeli oleh pengunjung. Guru seni budaya berharap agar karya para siswa semakin tumbuh setelah mendapatkan apresiasi dari masyarakat dan siswa selama Pekan Expo.
“Expo kali ini mengajarkan para siswa untuk dapat berkarya dan memamerkan layaknya pameran dan menghasilkan uang dari sebuah karya,” katanya.
Berbagai hiburan yang diisi oleh siswa dan untuk siswa, membuat siswa SD,SMP, dan SMA dari sekolah lain turut hadir. Sehingga pelaksanaan pakan expo tahun ini lebih meriah. (Iq)