VIRAL KALTIM, KUTIM– Pesta Adat Pelas Tanah 4 yang digelar Adat Besar Kutai di Kutim terbilang meriah. Banyak kegiatan yang ditampilkan untuk menghibur masyarakat.
Mulai dari yang tradisional hingga modern. Pastinya, semua mengandung makna. Seperti ritual adat, hiburan band dan festival, expo, lomba, karnaval, hiburan rakyat, dan lainnya.
Dikatakan Ketua Adat Besar Kutai, H. Sayyid Abdal Nanang Al Hasani bersama Ketua Panitia RE. Lubis acara pelas tanah ini tak hanya semata hiburan. Akan tetapi mengandung makna yang besar.
Ya, acara ini sesungguhnya untuk menjaga kebersamaan, persaudaraan, dan kesatuan antar warga Kutim. Terpenting, untuk melestarikan budaya dan adat-istiadat di tanah Kutai.
“Inti dari acara ini tak lain ialah untuk mempererat kebersamaan dan persaudaraan warga Kutim. Kedua melestarikan budaya kita. Apalagi, pelas tanah bermakna pembersihan diri serta bumi tepat berpijak,” ujar pria yang kerap di sapa Abdal.
Abdal pun sedikit menjelaskan sejarah pelas tanah di Kutim. Katanya, sejarah pelas tanah dimulai dari tradisi Kerajaan Kutai Martadipura. Yakni kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua dan berdiri sejak sekitar abad ke-4.
Pada masa kejayaannya hingga tahun 1959, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura memiliki wilayah kekuasaan yang meliputi beberapa wilayah otonom yang ada di Kaltim. Salah satunya adalah wilayah Kutim. dari sanalah Kebudayaan serta tradisi bermula.
“Harapan kita, Kutim aman dan damai. Paguyuban harmonis. Acara ini juga berjalan lancar dan sukses,” katanya. (dy)