VIRAL KALTIM, KUTIM– Ternyata pemberi uang haram (politik uang) di pileg, pilgub, pilbup, dan Pilpres diibaratkan seperti kentut. Baunya dapat tercium akan tetapi bendanya susah di ketahui. Bahkan nyaris tak dapat diungkap.
“Politik uang itu susah untuk dikendalikan. Ibarat kentut. Tercium tapi tak kelihatan,” kata Komisioner Bawaslu Kutim, Andi Yusri.
Berdasarkan hal itu, Bawaslu cukup kewalahan untuk mengungkap kasus tercela tersebut. Paling maksimal, pihaknya hanya dapat meminimalisir. Tak dapat ditumpas hingga ke akar-akarnya.
Andi pun cukup menyayangkan masyarakat yang hanya apatis terlebih mereka yang nekat menerima sogokan dari calon. Karena rela disandera hingga lima tahun ke depan.
“Salah satu solusi yang paling efektif ialah masyarakat jangan apatis. Masyarakat tak menerima iming-iming dari calon. Baik berupa benda maupun uang,” katanya.
Andi kembali mengajak kepada masyarakat Kutim, agar mensukseskan pileg dan pilpres 2019 mendatang. “
“Mari kita mengawal demokrasi bersama. Agar tercipta pemimpin berkualitas. Kalau semua apatis akan jadi apa Indonesia ini. Jangan sampai hanya karena uang kita menyesal. Kita lihat calon dengan nurani,” katanya.
Dari pandangan viralkaltim.com pemberi dan penerima sama-sama melanggar aturan. Paling bodoh ialah yang menerima. Karena rela menggadaikan diri demi uang yang secuil. Padahal dalam aturan positif sudah dilarang. Terlebih aturan agama. Pemberi dan penerima sama-sama masuk neraka. Penerima maupun pemberi inilah laik diberikan predikat perusak pesta demokrasi. (iq)