VIRAL KALTIM, KUTIM– Kata people power tengah santer dibicarakan menjelang tahun politik. Entah ‘ancaman’ tersebut terjadi atau tidak pasca pilpres ke depan.
Namun, hal ini sudah terjadi di Kutim. Akan tetapi bukan masalah politik, melainkan serangan gerombolan anak punk dan pengemis yang masuk Kutim. Jumlah di tahun 2019 ini paling terbanyak. Padahal, masih bulan ke empat.
Dari data yang dirangkum Dinas Sosial (Dissos) Kutim, total anak punk dan pengemis sebanyak 17 orang. Masing-masing, 13 orang anak punk, dan 4 orang pengemis.
Dikatakan Kepala Bidang Rehabilitasi, Dissos Kutim, Doktor Ernata Hadi Sujito penangkapan ini merupakan hasil kerjasama antara Dissos dan Satpol PP Kutim. Satpol PP Kutim, menyerahkan mereka untuk mendapatkan pembinaan.
“Kami menindaklanjuti pelimpahan penanganan kasus gepeng dan anak punk dari hasil razia yang dilakukan oleh Satpol PP. Dinsos Kutim menerima pelimpahan tersebut dan segera mengambil langkah-langkah dalam penanganannya,” ujar Ernata.
Dari pantauan media ini, paling terbanyak anak punk berasal dari Bontang. Disusul dari Kalsel dan Sulawesi. Sedangkan gepeng berasal dari Madura, Sumenep, dan Surabaya.
“Kami mengadakan assesment. Pada proses ini kami mencatat seluruh data mereka. Pembinaan mental juga. Agar mereka memiliki mental yang baik dan kuat. Sehingga yang diharapkan para gepeng bisa hidup baik dan rukun di tengah-tengah masyarakat sekitarnya,” kata Ernata.
Dari hasil pembinaan dan arahan tersebut maka mereka mulai mengerti akan aturan. Sehingga setelah mengerti hal tersebut maka mereka insaf serta berjanji tidak akan mengulangi lagi kegiatannya.
“Sehingga dengan demikian maka mereka akan dikembalikan ke daerah asal masing-masing,” katanya.(dy/adv)