VIRAL KALTIM, KUTIM– Saking sibuknya berdebat tentang pilpres, hal yang paling penting sampai terlupakan. Ya, sudah sepekan lebih, Sungai Bengalon dikabarkan diduga tercemar.
Belum ada yang bertanggungjawab atas peristiwa ini. Pemerintah pun belum berani menguak siapa pelaku tersebut. Meskipun, beberapa hari lalu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim, susah melakukan investasi di lapangan.
Namun, di wilayah tersebut terdapat beberapa perusahaan. Baik sawit maupun pertambangan. Saat terjadi dugaan pencemaran, ratusan ikan sungai mati. Air sungai menjadi keruh, dan berbau. Bahkan terlihat, airnya berwarna hitam di anak sungai. Wajar, PDAM Bengalon sempat dihentikan operasinya.
Hasil pantauan media selama dua kali di lapangan, memang benar laporan tersebut. Warga sekitar cukup khawatir. Pasalnya, hal ini kerap terjadi. Kali ini memang cukup terbilang parah.
Warga setempat, Efendi (37) warga RT 21 Desa Sepaso Induk, Kecamatan Bengalon menuturkan dari pengalaman sebelumnya, terjadinya hal ini lantaran adanya dugaan kebocoran air limbah dari perusahaan sekitar.
“Keruh dan berbau seperti ini biasanya karena ada air limbah yang masuk ke sungai, dan tidak akan hilang sebelum ada hujan,” jelas Efendi.
Begitupun yang dilontarkan Adrianto (44) warga setempat. Katanya, kali ini tingkat kekeruhan dan bau kiat parah dibandingkan sebelumnya. Apalagi setelah berakhirnya banjir.
“Keruh dan bau menyengat di air Sungai Bengalon pasca banjir ini berbeda dari banjir-banjir yang pernah melanda sebelumnya,” katanya.
Dirinya berharap instansi pemerintah terkait turun dan melakukan investigasi, serta menyampaikan kepada masyarakat apa dan siapa pelaku pencemaran tersebut.
“Karena sangat menggangu sekali. Biasanya, 1 atau 2 hari pasca banjir bau menyengat dari air sungai sudah hilang. Kali ini sudah beberapa hari tapi sama sekali tidak berkurang aroma menyengat. Semoga cepat ada tindakan untuk menelusuri sumber masalah pada air di Sungai Bengalon tersebut,” harapnya. (*/ek/dy)