VIRALKALTIM- Baru saja Dewan Pimpinan Daerah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan menggelar Musda ke VI.
Baca Juga : Tak Ingin Ibu dan Anak Susah, Suharman Cono Gelar Nikah Isbat
Hasil Musda tersebut, memilih Suharman Cono sebagai Ketua Umum. Ia menggantikan H. Hasanuddin Sakka. Dalam Musda ini mengambil tema “Bersama Kita Menjaga Adat dan Budaya 3S (Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi) dengan Semangat Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”.
Terpilihnya Suharman Cono menjadi warna dan semangat baru bagi KKSS Kutim. Yang mana diketahui, Suharman merupakan salah satu pemimpin yang bertanggungjawab.
Saat ini, Suharman merupakan Camat Bengalon. Sebelumnya ia menjabat Camat Karangan. Suharman pun digadang-gadang menjadi pemimpin berpengaruh di Kutim. Ia masuk dalam bursa calon potensial Wakil Bupati Kutim.
Memilih Suharman sebagai pimpinan bukan tanpa tujuan. Ya, Suharman merupakan orang yang dekat dengan siapapun. Loyal, royal, dan cukup amanah.
Saat dipilih, Suharman mengucapkan banyak terimakasih atas amanah yang diberikan. Ia siap mengemban titah tersebut hingga akhir masa perjuangannya. “Dengan bismillah saya siap dan mari kita berjuang bersama untuk KKSS demi Kutai Timur,” ujar Suharman.
Bupati Kutim, Ardiansyah mengucapkan selamat kepada Suharman Cono. Ia meminta agar pimpinan terbaru dapat membawa angin segar bagi KKSS. “Kami ucapkan selamat dan semoga amanah,” katanya.
Katanya, Kalimantan Timur (Kaltim) dikenal sebagai miniatur Indonesia, namun faktanya Kutim adalah sebenar-benarnya miniatur Indonesia. Di Kutim terdapat semua agama, suku dan budaya. Keberagaman ini bisa menjadi potensi besar, tapi dapat pula jadi ancaman jika tidak bisa dikelola dengan baik.
“Yang kita butuhkan sekarang ini adalah merajut kebersamaan. Maka dari itu saat saya kembali memimpin Kutai Timur, visi yang wajib saya lakukan yaitu ‘Menata Kutai Timur Sejahtera Untuk Semua’,” ujarnya.
Ardiansyah menyampaikan terima kasih kepada KKSS Kutim yang telah ikut bersama-sama membangun daerah sampai saat ini.
Sebelumnya, Ketua Panitia Musda VI KKSS Kutim Muhammad Hasbi Gassing melaporkan bahwa tujuan musyawarah adalah sebagai ajang silaturahmi seluruh warga Sulawesi Selatan yang ada di perantauan. Menjadi bentuk persatuan 24 Kabupaten/Kota (pilar KKSS) dalam melahirkan pemimpin atau Ketua KKSS Kutim yang pro kepada masyarakat dan bisa mengayomi warga KKSS Kutim.
“Untuk Musda ini, peserta terdiri dari 24 pilar, 3 otonom, perwakilan Ketua KKSS Kutim, KKSS Kaltim. Dengan total 29 peserta ditambah 27 peninjau. Jadi jumlah keseluruhan peserta dan peninjau adalah 56,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua I Bidang Organisasi Kaderisasi Keanggotaan BPD KKSS Kaltim H Andi Ade’ Lepu bahwa musda ini adalah ejawantah dari “Tudang Sipulung” (bermusyawarah), sebuah semangat tradisi yang dibawa dari negeri Bugis. Tudang Sipulung sejalan dengan tema yang diusung pada musda kali ini yaitu “Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi”.
“Sipakatau artinya saling memanusiakan, saling menghargai sesama manusia, setara, duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Sipakainge adalah saling mengingatkan jika ada saudara kita yang salah, baik salah sikap maupun salah ucap dan Sipakalebbi adalah saling menghargai, saling hormat menghormati diantara kita,” jelasnya.
Diakhir sambutannya ia mengingatkan kepada seluruh warga KKSS Kutim untuk turut membantu pemerintah dalam pembangunan. Serta meminta kepada Bupati Kutim untuk mengingatkan warga KKSS bahwa tujuan merantau dasarnya adalah kebaikan dan kemanfaatan. (*)