VIRALKALTIM – Rombongan anggota DPR RI Komisi V DPR RI menyambangi Kutim. Sedikitnya ada 19 anggota hadir di Kota Tercinta. Belum termasuk pejabat PUPR dan lainnya. Dalam kunjungan singkat tersebut, banyak hal yang dibahas. Termasuk infrastruktur khususnya jalan.
Tentu saja kehadiran mereka membawa kabar gembira buat masyarakat Kutim. Yang mana, tak hanya tak hanya reses seremonial, namun membawa hasil positif bagi Kutim.
“Anggarannya Rp 1,5 triliun untuk Kutai Timur. Itu pertama kali terjadi. Selama puluhan tahun tidak pernah,” jelasnya.
Dia memastikan, semua ruas jalan dari Bontang hingga Sangatta mendapat alokasi anggaran tersebut. Termasuk Sangatta-Simpang Perdau-Batu Ampar-Wahau-Kongbeng. Program tersebut juga menyasar jalan nasional menuju Sangkulirang.
“Itu clear tersambung. Kalau bisa sabar puluhan tahun tidak marah-marah, kenapa dua atau tiga tahun tidak sabar. Apalagi sekarang kan ada yang mau urusi,” paparnya.
Apalagi undang-undang (UU) 38, tentang jalan juga sudah ditetapkan DPR. Salah satu poin penting dalam revisi tersebut, yakni mengamanatkan agar APBN bisa dimanfaatkan saat pemerintah daerah (pemda) tidak mampu menangani jalannya.
“Tidak perlu lagi merubah status jalannya. Tetap jalan kabupaten dan desa. Komisi V bisa mengusulkan perbaikan jalan kabupaten menggunakan APBN,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Junaidi menyebut, pihaknya telah mengajukan empat paket pekerjaan jalan melalui program MYC. Program tersebut dari wilayah Santan Bontang, Bontang-Sangatta-Simpang Perdau-Batu Ampar-Muara Wahau.
“Kalau semua terakomodasi, totalnya hampir Rp 1,5 triliun. Sudah sesuai dengan janji pemerintah pusat. Memang konektivitas di Kaltim harus bagus. Alhamdulillah sekarang kami sudah difokuskan menangani Kalimantan Timur saja. Tidak terbagi lagi hingga Kalimantan Utara,” ungkapnya.
Dia meyakini, jalan nasional wilayah Kutim akan semakin baik. Bahkan, sebagian besar jalan akan dicor beton. Termasuk titik-titik yang lokasi yang rusak berat. Sehingga bisa mengubah paradigma lama, jalan rusak menjadi jalan yang berkeselamatan.
“Stigma seperti itu harus diubah. Kami ingin maksimal memperbaiki jalan-jalan di Kutim,” pungkasnya. (dy/yd)