VIRALKALTIM– Permasalahan warga perbatasan di Kampung Sidrap Desa Martadinata Kecamatan Teluk Pandan terus menuai pro dan kontra. Pasalnya, kampung tersebut terus menjadi rebutan dua kabupaten dan kota. Ialah Kutai Timur dan Bontang.
Meskipun diketahui, Kampung Sidrap merupakan wilayah Kutai Timur. Sesuai Permendagri 25/2005 tentang Penentuan Batas Wilayah antara Kota Bontang dengan Kutai Timur dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur.
Namun faktanya, banyak warga di sana memilih memiliki KTP Bontang. Diantara alasannya ialah lebih dekat dengan pemerintah Kota Bontang ketimbang Kutai Timur.

Namun belakangan, dikabarkan jika masyarakat Kampung Sidrap sudah mulai merubah haluan. Mereka hijrah. Mereka berbondong-bondong membuat dan pindah domisili ke Kutai Timur.
Kadisdukcapil Kutim, Jumeah Jum membenarkan hal itu. Kata dia, ada sekira seratus Kepala Keluarga lebih warga Sidrap yang pindah domisili ke Kutai Timur. “Kurang lebih ratusan,” ujar Jum saat dimintai keterangan via telpon.
Ini lanjut dia, hasil kerja keras pemerintah tingkat RT, Desa maupun kabupaten. Yang terus mensosialisasikan agar kiranya warga Sidrap membuat KTP Kutim.
“Pak bupati juga sering ke sana. Saya saja sudah 4 kalian ke sana. Alhamdulillah pak RT dan Desa aktif membantu,” katanya.
Diantara cara yang dilakukan ialah jemput bola. Pihaknya secara langsung menyambangi warga yang akan membuat KTP Kutim atau administrasi lainnya.
“Jadi terima bersih. Kami semua yang memfasilitasi. Kami berikan kemudahan. Ini akan terus kami sosialisasikan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Martadinata Sutrisno ikut mengaminkan. Katanya, dirinya sebagai pemerintah desa sudah memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan terbaik kepada warga khususnya Sidrap.
“Alhamdulillah ada sekitar seratusan yang berpindah sekarang,” kata Sutrisno.
Memang kata Sutrisno ada beberapa kendala yang dihadapi. Diantaranya masalah kesehatan dan infrastruktur. Namun kata dia, semua sudah dapat diatasi dengan baik.
“Kata mereka mengurus ribet (KTP) Jadi kami bilang cukup ke RT, biar kami yang bantu. Ibu tinggal di rumah kami yang urus semua. Jadi kami terus perhatikan mereka,” katanya. (dy)