VIRAL KALTIM, KUTIM- Masuknya musim penghujan menjadi ancaman tersendiri bagi masyarakat Kutim. Pasalnya, selain banjir, serangan nyamuk mematikan pun ikut mengintai warga.
Ialah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD di Kutim tenaga naik daun. Banyak warga yang menjadi korban. Dari data Dinas Kesehatan (Diskes) Kutim hingga akhir 2018 lalu saja sudah tercatat 300 penderita.
Ditambah, Januari ini yang positif terjangkit DBD sebanyak 72 kasus dan 2 orang meninggal dunia. Sedangkan yang menderita suspek 62 kasus. Kemudian pada Februari, terdapat satu kasus DBD, dan 9 suspek.






“Total positif 80 kasus DBD, 2 orang meninggal, dan 71 suspek,” jelas Kadiskes Kutim, Bahrani Hasanal.
Mantan Dirut RSUD Sangatta itu meminta kepada masyarakat agar ekstra waspada. Sebab, Kutim saat ini tengah digoyang hujan deras. Artinya, terdapat banyak genangan air yang akan menjadi sarang baru nyamuk.
“Jangan sampai terdapat korban jiwa. Karena pada 2018 lalu, sudah ada 2 orang yang meninggal dunia,” katanya.
Untuk membasmi DBD, hal utama yang wajib dilakukan adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), melaui program 3M Plus berkelanjutan.
Pertama, menguras adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
Kedua, menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.



Ketiga, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Upaya 3M Plus dapat juga berarti segala bentuk kegiatan pencegahan seperti, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur.
Berikutnya, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya, dan ventilasi dalam rumah. Tak hanya itu, bisa juga ditambah menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang dapat menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
“Membasmi DBD dengan cara fogging kurang ampuh. Sebab, fogging hanya membasmi nyamuk dewasa dan sama sekali tak menyentuh sarangnya. Padahal, sarang nyamuk merupakan sumber utama mewabahnya DBD,” jelas Bahrani.
Oleh karena itu PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba. Karena meningkatnya curah hujan dapat memperbanyak tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD. Sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.
“Masyarakat harus benar-benar mengerti bahwa merekayasa lingkungan sangat penting. Jadi jangan biarkan sampah berserakan begitu saja. Seperti plastik botol, dan gelas,” katanya. (dy)