VIRAL KALTIM, KUTIM – Masyarakat Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bersiap menyambut pesta demokrasi terbesar tahun ini. Bertajuk pemilihan kepala daerah (pilkada), 9 Desember mendatang merupakan momentum bagi masyarakat untuk menentukan masa depan kabupaten kaya ini.
H Mahyunadi SE MSi dan H Lulu Kinsu siap mendarmabaktikan diri untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kutim.
“Kami pastikan bahwa Mahyunadi-Kinsu dapat mempercepat pembangunan di Kutai Timur, empat kali lipat dari sekarang,” tegas Mahyunadi.
Berikut visi, misi, dan program kerja calon nomor urut satu tersebut.
VISI
“Terwujudnya Kabupaten Kutai Timur yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera Berlandaskan Gotong Royong”
MISI
1. Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang merata dan proporsional.
2. Menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat dengan mengembangkan UMKM, koperasi, agribisnis dan agroindustri.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, berbudi pekerti luhur, dan berdaya saing.
4. Mewujudkan tata kelola lingkungan yang baik serta tatanan kehidupan sosial yang harmonis.
5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik dan berbasis elektronik.
PROGRAM KERJA
A. Infrastruktur
1. Penambahan ruas dan peningkatan kualitas jalan di seluruh desa.
2. Penyelesaian pembangunan pelabuhan laut Sangatta.
3. Pembangunan bandara.
4. Elektrifikasi listrik di semua desa.
5. Ketersediaan jaringan telekomunikasi secara merata.
6. Sambungan instalasi air bersih di semua desa.
7. Mendorong percepatan penyelesaian pembangunan proyek strategis nasional di Kawasan Industri Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK).
B. Ekonomi
1. Kemudahan kredit modal usaha bagi UMKM.
2. Pengembangan koperasi.
3. Penyerapan 70 tenaga kerja lokal di semua sektor industri, baik pertambangan, migas, CPO, dan turunannya.
4. Pengembangan destinasi pariwisata alam dan buatan.
5. Penguatan promosi wisata budaya lokal.
6. Mewujudkan kemandirian ekonomi di tingkat desa.
7. Menjadikan Kutai Timur sebagai daerah ramah investasi.
8. Pembenahan pasar modern, pasar rakyat, dan pusat perbelanjaan di seluruh wilayah.
C. Agroindustri
1. Bantuan sarana produksi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
2. Peningkatan nilai tambah hasil produksi pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
3. Pemberian pelatihan serta pendampingan kepada petani dan nelayan.
4. Penerapan industri 4.0 di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
5. Memastikan kemitraan inti-plasma kelapa sawit antara perusahaan dengan masyarakat sesuai peraturan.
6. Pembangunan pabrik CPO.
7. Hilirisasi produk-produk turunan kelapa sawit.
D. Pendidikan
1. Melahirkan sumber daya manusia yang cerdas dan berdaya saing.
2. Komitmen penyediaan alokasi anggaran 20 persen di bidang pendidikan.
3. Bantuan perlengkapan siswa, seperti seragam, buku, tas, topi, hingga buku secara gratis setiap tahun ajaran.
4. Perbaikan sekolah yang rusak, berikut sarana dan prasarananya.
5. Pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu dan berprestasi, hingga perguruan tinggi.
6. Penguatan pendidikan nonformal.
7. Peningkatan kualitas guru negeri, guru swasta, guru TK2D, dan guru honor.
8. Peningkatan kesejahteraan guru negeri, guru swasta, guru TK2D, dan guru honor.
9. Pendirian dan pengembangan balai latihan kerja.
E. Kesehatan
1. Meningkatkan kualitas kesehatan sumber daya manusia.
2. Pembangunan rumah sakit pratama secara merata dan proporsional.
3. Pembangunan rumah dokter.
4. Peningkatan kualitas sarana, prasarana, dan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah. Bantuan pengobatan bagi masyarakat kurang mampu.
5. Pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan balita.
F. Budi Pekerti Luhur
1. Melahirkan sumber daya manusia yang berbudi pekerti luhur.
2. Peningkatan kualitas pemuka agama dengan pelatihan.
3. Pemberian insentif kepada seluruh pemuka agama setiap bulan.
4. Perayaan hari-hari besar agama.
5. Pemerataan dan Peningkatan kualitas rumah ibadah bagi seluruh pemeluk agama.
G. Sosial Kemasyarakatan
1. Alokasi Anggaran Rp 50-100 Juta Per RT Per Tahun.
2. Penataan peruntukan lahan per kecamatan. 3. Pembinaan lembaga adat sebagai mitra pemerintah.
4. Pembinaan organisasi masyarakat dan organisasi kepemudaan.
5. Pembinaan seluruh cabang olahraga.
6. Pembinaan kegiatan seni dan budaya.
7. Menumbuhkembangkan budaya gotong-royong dalam masyarakat.
8.. Enclave untuk wilayah Taman Nasional Kutai.
H. Pemerintahan
1. Efisiensi melalui penggunaan kendaraan dinas di seluruh jajaran pemerintah.
2. Digitalisasi pelayanan publik hingga menjangkau ke setiap desa.
3. Penerapan e-government dalam penyelenggaraan pemerintah.
4. Penerapan e-budgeting dalam rangka mewujudkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi pubik.
5. Peningkatan kualitas, kapasitas, dan kesejahteraan ASN.
6. Peningkatan kesejahteraan tenaga honor dan TK2D melalui pengupahan minimal UMK.
Dengan dukungan dari koalisi partai politik (parpol) besar yang terdiri dari Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), serta Partai Amanat Nasional (PAN), semakin memudahkan Mahyunadi-Kinsu untuk membangun Kutim.
Apalagi total dukungan mencapai 23 kursi.
Di samping itu, enam dari delapan anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kaltim berada dalam gerbong Mahyunadi-Kinsu. Ini semakin mempermudah lobi-lobi pasangan ini ke pusat untuk menuntaskan berbagai proyek strategis nasional yang ada di Kutim.
Di tingkat provinsi, partai pengusung Mahyunadi-Kinsu adalah yang terbesar. Bahkan, Gubernur Kaltim Isran Noor adalah ketua Partai Nasdem Kaltim, partai yang mengusung pasangan ini.
Belum lagi dukungan dari partai pendukung seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelora, dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Sekadar diketahui, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi adalah ketua Gelora Kaltim.
Membangun Kutim ke depan tidaklah mudah. Di tengah meningkatnya angka kemiskinan, banyaknya infrastruktur jalan yang rusak, kualitas pendidikan yang harus ditingkatkan, fasilitas kesehatan yang belum merata, hingga kesejahteraan masyarakat harus diselesaikan. Jika salah memilih pemimpin pada 9 Desember mendatang, harapan untuk menikmati program-program tersebut di atas akan sirna.
Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin yang memiliki kualitas, pengalaman, dan paham dengan kondisi masyarakat. Kehadiran masyarakat dalam rangka membawa Kutim untuk perubahan sangat dibutuhkan. Syaratnya adalah, pada tanggal 9 Desember mendatang, coblos nomor satu, Mahyunadi-Kinsu. (Media Center)