VIRALKALTIM – Tingkat pengangguran di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) masih terbilang tinggi. Menyikapi hal ini, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Hj. Fitriani, menekankan pentingnya peningkatan pelatihan kerja.
Melihat tingginya angka pengangguran di Kutim, perhatian tertuju pada efektivitas Balai Latihan Kerja (BLK). Menurut Hj. Fitriani, BLK yang ada saat ini belum berfungsi secara maksimal.
“Eh, kita kan ada BLK, tapi itu belum maksimal,” ujarnya.
Anggota DPRD tersebut berharap dengan adanya pelatihan yang lebih baik di BLK, dapat mengurangi angka pengangguran di Kutim. Meski pihak kontraktor sudah merekrut tenaga kerja, mereka tetap perlu mendapatkan pembinaan lanjutan.
Fitriani juga berharap melalui Dinas Ketenagakerjaan, peluang kerja bagi masyarakat lokal dapat lebih terbuka lebar.
“Kita inginnya satu pintu di Disnaker, tapi ujung-ujungnya tidak memungkinkan juga,” katanya.
“Buktinya dari kecamatan juga membuka, dari perusahaan juga, melalui website juga membuka. Jadi, kita tidak bisa mengontrol semuanya,” tambahnya.
“Kita ingin satu pintu agar kita bisa mengetahui mana orang-orang yang sudah sekolah di sini, dari SD, SMP, sampai dengan SMA, sehingga bisa bekerja maksimal di sini,” lanjutnya.
Ia juga menyampaikan bahwa banyak pendatang yang pindah domisili ke Kutim sehingga sulit membedakan antara penduduk asli lokal dan pendatang.
“Memang banyak juga orang yang masuk ke sini mengatasnamakan KTP Kutim, padahal dia baru enam bulan sampai satu tahun di sini. Tapi sebenarnya dia bukan warga asli sini, hanya KTP-nya saja,” jelas Fitriani.
“Makanya, kita ada penilaian kemarin di Perda Ketenagakerjaan, jadi penilaiannya berdasarkan ijazah. Ijazah SD, SMP, SMA itu loh,” tutupnya. (adv)