VIRAL KALTIM, KUTIM – Musyawarah rencana pembanguna (musrembang) yang berlangsung di Kecamatan Karangan turut menyita perhatian. Apalagi infrastruktur dasar di kecamatan tersebut masih menjadi prioritas. Termasuk pembangunan masjid, taman pendidikan anak usia dini (PAUD) serta tempat pembuangan akhir (TPA) Sampah, juga turut disampaikan pemerintah kecamatan.
Hal tersebut disampaikan Camat Karangan Madnuh. Dia melaporkan, bahwa kondisi jalan di beberapa desa kondisinya sangat memprihatinkan. Dengan kondisi itu, secara umum infrastruktur jalan diprioritaskan. “Kami harap peningkatan badan jalan dapat terealisasi. Jarak antar desa jauh, jalannya juga rusak,” sebutnya.
Selain itu, Desa Karangan Dalam mengusulkan agar pembangunan gedung PAUD, masjid dan TPA sampah diprioritaskan. Pihaknya berharap usulan tersebut diakomodasi. Sehingga dapat direalisasikan 2022 mendatang. Sedangkan Desa Karangan Ilir yang merupakan desa termuda, mengeluhkan pelayanan listrik. “Sampai sekarang warga belum menikmati terangnya lampu dari PLN. Warga juga mengusulkan percetakan sawah dan alsitan bisa dibantu dari pemerintah kabupaten,” jelasnya.
Seperti diketahui, Desa Karangan Ilir memiliki 150 ton kering biji kakao. Selama ini pihak desa telah menjalin kerja sama dengan perusahaan dari Kabupaten Berau, untuk pengadaan kakao yang sudah diolah dan dipermentasi. “86 persen kakao murni. Jadi, aman untuk dikonsumsi,” bebernya.
Adapun Desa Karangan Seberang, mengusulkan program pengerasan jalan dan perbaikan jalan usaha tani, pembangunan menara masjid serta peningkatan sumber daya manusia (SDM). Sementara itu, Desa Batu Lepoq meminta agar pemerintah bisa memfasilitasi dalam memperjuangkan kebun plasma di desa tersebut. “Mereka (Desa Batu Lepoq juga mengusulkan pembangunan tower, untuk memperlancar komunikasi bagi masyarakat,” paparnya.
“Kalau Desa Baay mengusulkan pembangunan jalan, rumah layak huni dan percetakan sawah. Potensi pertanian sawah masih terbuka di sana. Makanya pelru diperhatikan agar dapat diakomodasi melalui APBD 2022,” ucapnya.
Berbeda dengan Desa Pengadaan, meskipun fasilitas dasar perlu ditingkatkan. Namun, kebutuhan fasilitas air bersih dianggap lebih mendesak. Bahkan, sudah diusulkan tiga kali musrenbang tahunan berlangsung. “Diusulkan terus, tapi tidak pernah muncul kegiatannya,” ungkapnya.
Padahal, kata dia, warga Desa Pengadan sangat berharap. Meskipun kegiatan lainnya tidak dijalankan. Apalagi hasil peninjauannya dan masyarakat setempat, air sungai sudah tidak layak untuk digunakan secara langsung. “Yang penting PDAM bisa terealisasi. Itu kebutuhan paling utama. Saya sangat menyesal kalau tidak ditanggapi pemkab,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Desa Pengadan Syarifuddin Jabir berharap, agar pemerintah bersedia membangun fasilitas air bersih untuk warga. Apalagi sungai di desa masa kecilnya Gubernur Kaltim, Isran Noor, tersebut sudah mengalami penurunan kualitas. Setelah maraknya perusahaan beroperasi. “Lahan sudah ada. Desa siap menghibahkan untuk lokasi pembangunannya (fasilitas air bersih),” sebutnya.
Selain itu, semenisasi jalan di Kilometer 1 desa tersebut diharapkan menjadi perhatian. Mengingat badan jalannya batu timbul besar. Sehingga berbahaya bagi pengendara roda dua jika tak berhati-hati. “Kami harap dapat direalisasikan. Ini kebutuhan dasar masyarakat (air bersih dan jalan),” tutupnya. (adv/dy/yd)