VIRALKALTIM– Calon Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman melakukan kunjungan silaturahmi bersama Warga Kampung Kajang Kecamatan Sangatta Selatan Kutai Timur.
Ardiansyah tak sendiri, ia bersama tim Army, partai pengusung dan pendukung. Kehadiran Ardiansyah langsung disambut hangat oleh warga setempat. Ratusan warga menghadiri acara tersebut.
Dalam orasinya, Ardiansyah menceritakan bahwa Kampung Kajang merupakan daerah yang bersejarah dan kaya akan budaya. Atas hal itu, dirinya meminta agar terus mempertahankan hingga anak cucu.
“Terus kita jaga warisan alam dan manfaatkan semua potensi yang ada. Terutama di sektor wisata dan pertanian,” katanya.
Dirinya juga sedikit menyinggung sejarah nama Kampung Kajang. Kata dia, lokasi ini penduduknya merupakan suku Kutai. Awalnya, nama Kampung Kajang bermula dari anyaman daun Nipah yang digunakan untuk atap rumah. Atas Nipah itulah disebut Kajang.
“Saya pernah keliling sungai di kawasan ini (Kampung Kajang) bersama keluarga. Saya melihat buaya menangkap burung. Ini seperti di Discovery Channel. Mereka bagian dari kita. Ini adalah potensi luar biasa,” katanya.
Politisi PKS itu mengatakan jika sesuai dengan visi dan misinya Kampung Kajang akan menjadi fokus pembangunan. Ia mengharapkan Kampung Kajang menjadi lokasi yang asri namun tetap modern.
“Mari bersama kita kawal hal ini. Masyarakat dan Anggota DPRD bisa mendukung upaya tersebut,” pintanya.
SEJARAH KAMPUNG KAJANG
Pada tahun 1970–1980, sebelumnya Kampung Kajang bernama Sendawar. Di sana, dihuni oleh warga Asli atau pribumi Sangatta (Sengata). Yakni Suku Kutai. Namun di lokasi itu cukup sunyi. Hanya beberapa warga yang menghuni. Masih hutan. Dari sumber sekira 10 Kepala Keluarga.
Mereka tinggal di pinggir sungai. Hasil pencarian mereka ialah pengrajin Nipah. Nipah adalah sejenis palem yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang-surut dekat tepi laut. Tumbuhan ini juga dikenal dengan banyak nama lain seperti daon, daonan, buyuk, bhunyok, bobo atau boho, boboro, palean, palenei, pelene, pulene, puleanu, pulenu, puleno, pureno, parinan, parenga, parena.
Pohon Nipah dibuat atap, sapu, anyaman, dan lainnya. Yang mana diketahui, hingga saat ini masih banyak Nipah di lokasi tersebut. Termasuk di kawasan muara Sungai Sangatta.
Selain memanfaatkan Nipah, mereka juga menjadi nelayan dan bertani. Waktu senggang ialah membuat atap. Nah dari aktivitas pembuatan atap Nipah inilah nama asal usul Kampung Kajang.
Membuat atap Nipah juga disebut Kajang. Lantaran di kampung tersebut kesehariannya membuat Kajang, maka disebutkan Kampung Kajang. Untuk diketahui, kawasan perkampungan , Kajang atau Atap Nipah sangat diminati. Selain murah, juga dingin.
Perjalanan waktu, kini masyarakat sudah modern. Mereka menggunakan seng dan sejenisnya. Meskipun begitu, beberapa masyarakat masih menggunakan Kajang dengan alasan tertentu. Baik untuk pondok, gazebo, maupun rumah hunian. (*)