Ditulis oleh : H. Akhmad Wasrip Setiyono,ST (Presdir Lingkar Ayah Sangatta/ LINK-AS) dan Ketua Umum DPD PKS Kutai Timur
TANGGAL 10 November 2025 tercatat dalam kalender Nasional diperingati sebagai Hari Pahlawan, mendengar kata ini langsung teringat dengan kata-kata seorang Calon Ayah Pejuang Kemerdekaan yang mengusir tantara Inggris dengan kalimat yang membahana.

“Andai tak ada TAKBIR saya tidak tau dengan cara apa membakar semangat para pemuda untuk melawan Penjajah (Bung Tomo). Dua Tahun setelah peeristiwa itu Bung Tomo menikah dengan seorang Perawat PMI. Sampai Bung tomo ketika mau nikah di zaman revolusi waktu itu meminta izin kepada perkumpulan pemuda untuk minta keberkahanya walaupun akhirnya setelah nikah Sang suami istri belum melakukan hubungan selayaknya berkeluarga karena berdua berjanji focus pada perjuangan untuk menaklukan penjajah tanah air.
Begitulah wajah semangat pemuda pemudi pada saat itu. Wajah Pemuda-pemuda saat ini akan menetukan wajah bumi pertiwi di masa yang akan datang.
Tanggal 10 November menjadi saksi bahwa Peran Pemuda dalam perjuangan sangat penting mewujudkan kemerdekan maka sejarah telah menorehkan dengan dijadikanya Hari Pahlawan.
Saat ini Pahlawan tak harus perang angkat senjata, tetapi perjuangan sekecil apapun itulah aksi para pahlawan. Seperti halnya Peran Seorang Ayah dalam Keluarga. Jika 10 november adalah hari Pahlawan , Tanggal 12 November adalah hari yang sangat berarti bagi keluarga yaitu HARI AYAH NASIONAL (HAN).
Hari ini adalah hari untuk mengevaluasi pentingnya peran ayah dalam keluarga dalam mendidik keluarga khusunya anak-anaknya. Pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab ibu. Seorang ayah justru memiliki peran luar biasa besar dalam pengasuhan anak.
“Seorang Ibu memang madrasah bagi anak-anaknya, tetapi bukan berarti ayah lepas tangan. Bukan berarti peran ayah hanya bekerja mencari nafkah untuk pendidikan anak. Lebih dari itu, peran ayah justru sangat besar. Jika ibu adalah madrasah, maka ayah-lah kepala sekolahnya. Ayah yang memegang putusan penting dan berperan sebagai Spritual leader, mau dibawa kemana pendidikan anak, ayah bertanggungjawab memastikan pendidikan yang diberikan ibu sesuai dengan kurikulum,”kata pria yang akrap di sapa Iip itu.
Fenomena sekarang banyak anak yang tak pernah peduli dengan pendidikan anak-anaknya walau sekedar mengantarkan anaknya pergi ke sekolah satu kali dalam sepekan.
Wahai para Ayah, pembangunan karakter bangsa dimulai dari rumah keluarga. Di rumah keluarga seorang Ayah menjadi pemimpin sejati untuk menghantarkan anak dan keluarga menuju syurgaNya. Membangun karakter juga tak pernah jauh dari keteladanan, oleh karena pembelajaran dari seorang ibu, sekolah dan lembaga pendidikan sekalipun perlu diimbangi oleh peran tauladan sang ayah.
“Wahai para Ayah, seorang ayah harus jadi idola anak-anak yang penuh keteladanan. Ayah harus jadi pahlawan yang keren dan penuh kasih sayang. Sehingga anak suatu saat ingin menjadi sosok dengan cinta Ayah yang selalu menghangatkan Keluarga,” katanya.
Namun sayangnya melihat fakta sekarang di tengah-tengah pengasuhan anak ada fenomena fatherless yaitu banyak anak kehilangan sosok sang Ayah dalam kehidupan sehari-harinya. Bukan hanya kehadiran secara fisik tetapi juga Sang ayah tidak hadir secara bathin , tak menyapa tak mendoakan bahkan tak pernah berikan pelukan dan kemesraan di tengah-tengah anak dan keluarga. Seorang ayah hanya sibuk bekerja penuhi nafkah keluarga. Melihat fenomena ini di sinilah hebatnya cinta dan peran ayah untuk anak-anaknya.
BERGERAK SENYAP TAK SELALU TERUCAP
Isu yang menimpa Ayah adalah isu fatherless, isu ini sesungguhnya bukan untuk menyalahkan para ayah, tetapi lebih untuk evaluasi kepada para Ayah. Ayah itu cahaya yang menerangi keluarga maka sejenak untuk bercermin wahai para ayah, sudahkan kita balik ke rumah keluarga dan bertanya kepada diri sendiri apakah benar-benar sudah hadir untuk anak-anak dan keluarga kita?.
Dalam Rumah keluarga ada senyuman, ada anak yang ingin di sapa, ada anak yang ingin diajak canda, ada anak yang ingin bermain bersama, tetapi kita pun menyadari ada sosok ayah yang meluapkan cinta dalam hatinya.
Ayah tidak pandai menyusun kata, iya juga memilih diam saat mendengar keluh kesah anak-anaknya, apalagi berkata aku cinta padamu nak?. Cinta Ayah adalah cinta yang terpendam, bekerja dalam diam dan rela menanggung beban hanya untuk Keluarga agar merasa nyaman.
Wahai para Ayah, isu fatherless sesungguhnya untuk mengingatkan bukan untuk melemahkan. Seorang Ayah punya tanggungjawab menghubungkan cinta yang Allah SWT tanamkan dalam jiwanya, agar keluarga dan anak-anaknya menemukan jalan bersama menuju Syurga-Nya.
PESAN LINGKAR AYAH SANGATTA UNTUK PARA AYAH DI KUTIM
Bagi yang muslim peran ini jelas sekali dan tertuang dalam firman Allah SWT. “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka….(QS At Tahrim : 6)
Kutai Timur adalah daerah yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDM) dari batubara sampai kelapa sawit. Maka Kutai Timur magnet tersendiri bagi para pekerja dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda untuk bersama mengelola sumberdaya alamnya. Misal batubara dengan perusahan-perusahaan yang membutuhkan karyawan banyak dari berbagai disiplin ilmu maka akan terbentuk keluarga keluarga di sekeliling daerah operasionalnya. Akibat dari ini maka para Ayah yg bekerja sebagai karyawan harus lebih meningkatkan kepedulian terhadap pola pengasuhan anak bersama keluarga.
Minimnya waktu bersama keluarga harus disiasati dengan kualitas pertemuan Bersama keluarga yang lebih baik. Di tengah tengah aktivitas Ayah sebagai pekerja besar kemungkinan kurang mendapatkan kehadiran ayah, ini tidak selalu karena sang ayah abai. Bisa jadi Ayah sangat sibuk dengan jam kerja lebih dari 60 jam per minggu atau lebih dari 12 jam per hari. Secara teknis, mereka kesulitan mengatur waktu, perhatian dan kehadiran bagi anak.
Padahal, peran ayah dalam keluarga merupakan hal penting dalam membentuk kepercayaan diri, nilai moral, hinga kecerdasan emosi seorang anak.
Dalam artikel yang di tulis Pak Cahyadi Takariawan (Pakar Parenting Jogya) menyebutkan dalam Laman Fatherless Boys Foundation menyebutkan 6 (enam) dampak psikologis utama yang bisa dialami oleh anak-anak yang tumbuh tanpa sosok ayah. Berikut daftarnya.
1. Agresivitas Meningkat, Terutama pada Anak Laki-laki
2. Rentan Mengalami Depresi
3. Harga Diri yang Rendah dan Makin Terkikis
4. Prestasi Akademik Menurun
5. Rentan Terlibat Persoalan Moral dan Hukum
6. Rentan Muncul Pikiran Tak Berarti dan Ingin Bunuh Diri
Jangan biarkan buah hati anda mengalami hal-hal buruk tersebut. Pastikan para Ayah hadir mendampingi tumbuh kembang putra putrinya.
Inilah cara ayah untuk terlibat dalam pengasuhan anak. Yaitu dengan menjaga kesalihan dirinya. Baik ketika sedang bersama keluarga, ataupun ketika sedang berada jauh dari keluarga.
Di jelaskan dalam artikel yang di tulis Pak Cahyadi Takariawan (Pakar Parenting Jogya) keterlibatan ayah dalam pengasuhan dimaknai sebagai suatu partisipasi aktif yang melibatkan fisik, afektif, dan kognitif dalam proses interaksi antara ayah dengan anak.
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan memiliki fungsi endowment (mengakui anak sebagai individu/pribadi), protection (proteksi atau melindungi anak dari bahaya-bahaya potensial), provinsion (memastikan kebutuhan pokok/material anak), formation (aktivitas bersosialisasi seperti pendisiplinan, pengajaran, dan perhatian), yang merepresentasikan peran ayah sebagai pelaksana dan pendorong bagi perkembangan anak (Wijayanti & Fauziyah, 2020).
Keterlibatan ayah dijelaskan sebagai suatu bentuk keikutsertaan dalam pengasuhan anak yang direalisasikan dalam empat dimensi berikut:
1. Engagement—yakni interaksi yang terjadi secara langsung antara ayah dengan anak yang dilakukan dalam bentuk perilaku bermain, membaca, dan aktivitas pengasuhan lainnya,
2. Accessibility—yakni keberadaan ayah dalam kehidupan anak, baik secara fisik maupun psikologis,
3. Responsibility–yakni dipenuhinya tanggung jawab pengasuhan ayah kepada anak yang dapat dilakukan dalam bentuk perilaku pengambilan keputusan oleh ayah dalam pengasuhan anak sehari-hari (Lamb, dkk, 1987 dalam Hedo, 2020)
4. Comparison of finding—yakni keterlibatan yang diterapkan secara retrospektif atau didasarkan pada penelitian sebelumnya terkait keterlibatan ayah (Lamb, 2000).
Ternyata, keterlibatan ayah dalam pengasuhan memberikan manfaat penting bagi ayah itu sendiri. Allen & Daly (2007) merangkum beberapa hasil penelitian dan menemukan manfaat keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, bagi dirinya sendiri.
Berbagai studi menunjukkan, seorang ayah yang terlibat aktif dalam pengasuhan anak akan mendapatkan sejumlah manfaat sebagai berikut (Allen & Daly, 2007),
1. merasa lebih percaya diri menjadi orang tua dan lebih efektif berperan sebagai orang tua
2. menemukan peran sebagai orang tua yang lebih memuaskan,
3. merasa lebih penting secara intrinsik bagi anak dan terdorong untuk lebih terlibat lagi,
4. memiliki kematangan psikososial lebih besar,
5. menjadi lebih puas dan bahagia dengan kehidupannya,
6. merasakan tekanan psikologis yang lebih rendah,
7. lebih bisa memahami diri sendiri dan orang lain,
8. menumbuhkan sikap empati,
9. memiliki stabilitas perkawinan.
Terakhir semoga di hari Ayah Tahun 2025 ini seluruh Ayah di Kutim untuk mengevaluasi Peranya yang begitu besar terhadap kemajuan generasi khususnya di kutim. Mendorong pemerintah untuk aktifkan program nasional Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), aktif dalam Forum Ayah dan Aktif dengan program Gerakan Kumpul Bersama Keluarga.
Wahai para Ayah, ayo tunjukan cintamu yang terpendam di hati. Hadirmu membawa lentera untuk keluarga bahagia. Tunjukan dibalik ketegasanmu tersimpan kelembuatan yang luas. Ucapan terbata bata lebih baik untuk cinta daripada diam seribu kata tak pernah bercanda dengan anak tercinta
Wahai para Ibu, ayah merindukan bantuanmu untuk saling berdialog dan berbicara dengan anak tercinta. Ibu adalah sosok yg terdekat dengan Ayah bisikin yang kuat Ayah bisa Bersama dengan anak dan keluarga untuk satu tujuan yaitu Bahagia Bersama keluarga.
Wahai Anaku, ayah terkadang lelah, tetapi semangat untukmembahagiakan kalian lelah kalah dengan kekuatan Ayah. Ayah kadang keras tetapi sesungguhnya dihatinya tersimpan kelembutan yg tiada tara, Ayah takut kehilanganmu. Di balik sepinya dan kerasnya dunia selalu menyebut namamu. Hargai perjuangan Ayah walau Ayah tidak pernah menunjukan ekpresinya.
Di momen Hari Ayah Nasional ayo Para Ayah Kutai Timur untuk lebih dekat dengan keluarga, buat waktu khusus untuk acara dengan keluarga, bisa makan bersama, bisa tamsya bersama, bisa olahraga Bersama, ngaji bareng dan lain-lain.. berikan hak pengasuhan anak untuk generasi Hebat Kutim.
Semoga para ayah selalu sehat untuk mewujudkan Generasi Anak Hebat di Kutai Timur.Demikian semoga bermanfaat. (*)


















