VIRALKALTIM, KUTAI TIMUR – Kapal ponton penyeberangan di sejumlah sungai di Kutai Timur, masih beroperasi dengan apa adanya. Hal ini terpantau oleh anggota DPRD Kutim Siang Geah.
Yang paling menjadi sorotan, adalah kapal penyeberangan di Sungai Sangatta, Dusun Masabang, Sangatta Selatan. Warga diberi pelayanan menyeberang ke Sangatta Seberang maupun sebaliknya, dengan tanpa perlengkapan pengamanan khusus.
Tidak hanya itu, penyeberangan di kawasan pedalaman Kutim seperti Long Wehea, Diaq Lay, Dea Bek, Rantau Panjang, Bu sang, dan lainnya, juga perlu mendapat perhatian.
Anggota DPRD Kutim dari Fraksi PDIP, Siang Geah mengingatkan, agar Dishub selaku OPD yang menangani mengupayakan peralatan keselamatan. Yakni, seperti pelampung dan pengaman sejenis.
“Hal ini penting, karena menyangkut keselamatan dan kepentingan orang banyak. Sebab, jembatan Penyeberangan masih belum terbangun sempurna,” ujarnya belum lama ini.
Dia meminta, peralatan berupa pelampung didahulukan. Harus tersedia di setiap kapal ponton penyeberangan.
[penci_related_posts taxonomies=”undefined” title=”Baca Juga :” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”recent_posts” orderby=”random”]
“Ini adalah standar operasional keselamatan. Kami harap pihak Pemkab Kutim dan operator kapal bisa lebih memerhatikan ini demi kebaikan bersama,” ungkapnya.
Pun begitu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kutim mengklaim telah gencar melakukan pertemuan dan sosialisasi terkait keselamatan penyeberangan di kawasan sungai.
Yakni penggunaan pelampung dan ban karet. Namun, pelaku usaha dan operator kapal masih kerap mengabaikan.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengemudi ponton. Menurut pria yang enggan disebut namanya mengeluhkan sulitnya menggunakan pelampung. Terlebih baginya hal ini sangat mengganggu kebebaaan pergerakannya.
“Saya kalau bekerja susah gerak, selain itu juga gerah,” keluhnya. (adv/man/jok)