VIRALKALTIM– Anggota DPRD Kutai Timur Syaiful Bakhri hingga kini terus menghidupkan berbagai permainan tradisional. Pria dari Kecamatan Bengalon itu tak malu untuk memperkenalkan permainan tersebut.
Apalagi saat ini, permainan tradisional sudah masuk dalam cabang olahraga tradisional. Hal inilah yang semakin membuat dirinya bangga dan terus aktif memperkenalkan permainan tradisional tersebut.
“Jadi terus pertahankan permainan tradisional. Jangan kita tinggalkan. Karena ini merupakan salah satu budaya kita khususnya permainan khas Kalimantan,” ujar Politisi PKS itu.
Untuk diketahui, Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia. Bukan hanya dengan keberagaman budayanya yang kaya, tetapi terdapat keberagaman permainan tradisional Kalimantan yang unik dan menarik. Termasuk di Kutai Timur.
Permainan-permainan ini tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat setempat, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang turun temurun. Sampai saat ini permainan tersebut masih terjaga kelestariannya.
Setiap provinsi memiliki ciri khas masing-masing, begitu juga dengan permainan tradisional Kalimantan. Ciri khas ini menjadi nilai budaya dan identitas dari masing-masing provinsi tersebut. Selain memberikan hiburan, permainan-permainan ini juga menjadi bagian penting. Hal ini karena warisan budaya yang sampai sekarang masih banyak orang lestarikan. Melalui permainan tradisional, generasi muda khususnya anak-anak dapat belajar tentang nilai-nilai lokal dan kecerdasan dalam bersosialisasi.
Beberapa permainan tradisional khas Kalimantan diantaranya main Gasing atau begasing. Gasing khas Kutai biasanya menggunakan kayu ukin yang dibentuk lonjong atau bundar seperti gentong semen. Ia memiliki kepala dan pantat.
Jika ditelusuri lebih lanjut, terdapat tiga jenis sistem untuk memainkan begasing di Kutai. Mulai dari jenis sistem bekurai atau adu ketahanan gasing, beragaan hingga adu tumbuk.
Kemudian logo atau belogo. Alat utama dalam permainan ini adalah kepingan tipis yang memiliki bentuk segi lima dan terbuat dari batok kelapa yang telah melewati proses amplas.
Permainan ini bisa pemain mainkan dengan cara mencungkil menggunakan tongkat khusus yang pemain disebut dengan campak. Pemain
melakukannya secara perorangan atau beregu yang mana setiap regu atau kelompok terdiri dari tiga pemain.
Kemudian, tungkau atau egrang. Permainan ini juga sangat tradisional. Biasanya di Kalimantan bahan yang digunakan ialah kayu putih atau waru yang biasa terdapat di pinggir sungai. Kayu lurus sekira 2 meter tersebut diberikan injakan. Biasanya permainan ini dimanfaatkan untuk melatih keseimbangan dan saling tendang atau digunakan saat becek.
Selanjutnya main asin. Main asin dilakukan di lapangan secara beregu. Permainan ini hanya mengandalkan garis-garis. Antara lawan dan musuh saling adu ketangkasan berlari atau mengecoh lawan agar bisa finis.
“Jadi banyak sekali permainan tradisional di Kalimantan. Semoga sana anak-anak kita terus mengingat dan memainkannya. Para orang tua yang mengenal bisa memperkenalkan kepada anak,” harapnya. (adv)