VIRALKALTIM- Masyarakat Kutim diminta untuk waspada terhadap dugaan BBM oplosan. Yakni pertalite bercampur dengan solar. Yang mana diketahui, solar jauh lebih murah dibandingkan dengan pertalite. Hal ini sudah terjadi dibeberapa kota. Bahkan pelakunya sudah tertangkap. Diantaranya di Bengkulu dan Buol.
Untuk di Kutim, apakah ada yang berbuat curang akan hal ini. Tentu perlu pengujian dari pihak terkait. Yakni menggelar razia dibeberapa titik.
Jika hal itu terjadi, maka akan berdampak buruk bagi kendaraan. Pencampuran pertalite dan solar tidak baik bagi kinerja kendaraan itu sendiri, baik motor maupun mobil.
Technical Service Executive Coordinator Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi mengatakan, efek pencampuran itu tergantung pada jumlah solar yang masuk. Jika sedikit, maka efeknya hanya timbul gejala knocking atau bahasa bengkelnya ‘ngelitik’.
Tapi, jika pada mesin bensin itu lebih banyak solar, maka dapat dipastikan mesin bisa mogok dan bahkan menyebabkan turun mesin. Pasalnya solar berjenis low eksplosive sehingga busi tidak bisa membakar bensin, terutama jika karakternya berkompresi rendah.
“Solar itu lengket, sifatnya seperti oli menempel dan mengendap. Kalau tercampurnya lebih dari satu liter, tangki harus dikuras,” terang Anjar, di Technical Training Center PT ADM, Sunter.
Ada beberapa cara untuk membedakan jenis BBM. Pertama ialah memperhatikan warna. Warna bahan bakar setiap jenis berbeda-beda. Premium memiliki warna kuning cerah, Pertalite berwarna hijau, dan Pertamax 92 berwarna biru, serta Pertamax Turbo berwarna merah.
Kedua, ialah memasukkan jari ke dalam BBM. Tunggu beberapa detik dan amati bagaimana penguapan yang terjadi pada bahan bakar di jarimu.
Jika mendapati bensin mudah hilang atau mengering, maka hal tersebut adalah tanda kalau bahan bakar tersebut murni. Sebaliknya, jika beberapa detik tak ada perubahan dan meninggalkan zat sisa, maka itu adalah bensin oplosan. (*)