VIRALKALTIM,KUTIM- Menurut Agusriansyah Ridwan, Sekretaris Komisi A DPRD Kutai Timur (Kutim), rendahnya tingkat pendapatan rumah tangga nelayan di Kutim, berdampak sulitnya peningkatan skala usaha dan perbaikan kualitas hidup.
Lelaki yang karib disapa Agus itu mengatakan, upaya yang bisa dilakukan adalah meningatkan pemilikan lebih dari satu jenis alat tangkap, agar bisa menangkap sepanjang musim. Kemudian mengembangkan diversifikasi usaha berbasis bahan baku perikanan atau hasil budidaya perairan.
“Yakni seperti rumput laut, memperluas kesempatan kerja sektor off fishing dan melakukan transmigrasi nelayan pada wilayah lain yang masih memiliki potensi hasil laut melimpah,” ujar Agus.
[penci_related_posts taxonomies=”undefined” title=”Baca Juga :” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”cat” orderby=”random”]
Dalam perspektif struktural, urai politisi PKS itu, kemiskinan nelayan tidak hanya disebabkan hubungan patron-klien yang menimbulkan jeratan utang dan mengarah pada bentuk eksploitasi. Tetapi kemiskinan nelayan juga terjadi karena keterbatsan akses nelayan terhadap hak penguasaan sumberdaya perikanan.
“Penguasaan atas sumberdaya perikanan selama ini lebih banyak dinikmati oleh kolaborasi pemilik modal dan birokrat. Sebagai fakta adalah masih beroperasinya pukat harimau (trawl) di seluruh perairan Indonesia yang berakibat pada penyerobotan terhadap wilayah tangkap nelayan tradisional,” ungkapnya lantang. (Jok/Adv)