VIRALKALTIM, KUTIM – Pandemi Covid 19 membuat masyarakat Kutim khususnya pengusaha kecil banyak yang kesulitan. Bahkan gulung tikar. Untuk mengembalikan semangat tersebut, Disdik Kutim melalui Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar(SPNF-SKB) Sangatta Utara, mengelar pelatihan pastry dan bakery.
Pelatihan ini diikuti dari beberapa kalangan. Meskipun belum pernah mengenyam pendidikan sekalipun. Mereka tetap memiliki peluang keterampilan setidaknya dapat menjadi modal usaha ke depan.Bahkan, pengembangan keterampilan gelaran SPNF-SKB dapat diikuti semua usia. Baik usia sekolah, produktif, maupun di atasnya. Seperti pelatihan vokasi yang dilaksanakan pendidikan non formal (SNF-SKB) di Belad Cafe, pagi tadi (29/11/2021).
Setidaknya 40 peserta dari seluruh usia mengikuti kursus pastry dan bakery. Bahkan, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengapresiasi kegiatan tersebut. Ini disampaikan Kabid Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Disdik Kutim, Achmad Junaidi.
“Alhamdulillah Pak Bupati (Ardiansyah Sulaiman) ingin kegiatan berkesinambungan. Membangun sinergi dengan semua pihak dengan terus berkomitmen mendukung. Baik instansi pemerintah maupun swasta,” ungkapnya.
Menurutnya, peserta pelatihan telah terdaftar di SPNF-SKB.Kalau pun ada di luar itu, merupakan para pedagang tepi jalan yang direkrut. Dia memastikan, pedagang tersebut memiliki komitmen untuk serius membuka usaha. “Kami tidak ingin setelah pelatihan selesai, tidak adatindak lanjutnya. Makanya dibentuk 10 orang per kelompok. Sehingga dapat terus dimonitor,” tuturnya.
Pada kelompok tersebut akan dibentuk pula struktural. Kemudian mereka dapat membuat nama produk yang akan dipasarkan. Kelompok tersebut juga akan mendapat bantuan stimulan bahan dan peralatan. “Misalnya oven, mixer, dan alat membuat kue lainnya.Tapi, bantuannya untuk kelompok bukan perorangan,” jelasnya.
Kelompok tersebut juga dibebaskan membuka usaha. Tetapi, jika ada kekurangan alat mereka bisa menginventarisasi dan kemudian diserahkan kepada SPNF-SKB sebagai pembinanya.
“SPNF-SKB yang akan mengkomunikasikan keperluan mereka kepada OPD (organisasi perangkat daerah) terkait. Sampai perizinan pun akan diakomodasi,” bebernya.
Dipastikannya, semua pihak bisa diajak kerja sama untuk menindaklanjuti program tersebut. Bahkan, telah berkomitmen untuk selalu membantu dalam bentuk pelatihan dan lainnya. Di antaranya Dinas Koperasi dan UMKM, bersedia memfasilitasi peralatan dan modal usaha dalam bentuk barang.
“Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan), membantu peralatan yang masih kurang. Termasuk packing atau penampilannya,” terangnya.
Adapun Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan TerpaduSatu Pintu (DPMPTSP), akan mempermudahkan birokrasi pembuatan izin usaha. Bahkan,bukan para peserta yang datang ke sana. Melainkan, SPNF-SKB yang langsung berkoordinasi agar mempermudah prosesnya. “Karena binaan SPNF-SKB, maka dipermudah masuk keseluruh instansi. Pihak perbankan pun sangat antusias untuk membantu pinjaman modal,” katanya.
Bahkan telah disiapkan kredit bagi perorangan maupun kelompok. Pasalnya, pihak perbankan bangga dengan SPNF-SKB yang bersedia memberikan pendampingan dan selalu diberi pengawasan. Sebab, kebanyakan pengawasan dan penarikan kredit pinjaman modal sedikit rumit.
“Ada yang beralasan mengajukan pinjaman untuk usaha. Ternyatadigunakan bayar utang. Ada pula usahanya tidak berkembang karena tidak adanya pengawasan dan bimbingan,” ucapnya.
Berbeda dengan binaan SNF-SKB, yang menjadi perantaralangsung untuk pinjaman modal kepada perbankan. Sehingga memperjelas status usaha peminjam modal tersebut. Dia berharap, ketika ada acara seremonial gelaran pemerintahan, konsumsi langsung dipesan dari binaan SPNF-SKB.
“Orang-orang binaan ini yang akan diberdayakan. Kami harap semua pihak, termasuk perusahaan terus berkomitmen mendukung program ini,”pungkasnya. (*)