VIRAL KALTIM, KUTIM – Doa serta restu dipanjatkan ulama agar H Mahyunadi SE MSi dan H Lulu Kinsu menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) periode 2021-2024. Harapan pun disematkan di pundak calon nomor urut satu itu, agar Kutim Makin Maju.
Ulama kesohor Kutim, Guru Ibrahim berharap, Mahyunadi-Kinsu dipilih oleh masyarakat Kutim dengan hati nurani. Karena dia sangat yakin bahwa pasangan ini dapat memimpin Kutim.
“Dan harapan kami ini ke depan, pemerintah yang akan datang, insya Allah kami melihat pasangan calon yang ada ini, kami yakin saudara H Mahyunadi SE MSi dan saudara H Lulu Kinsu. Kami yakin dan menaruh harapan kepada mereka (Mahyunadi-Kinsu, Red.), agar mereka ini bisa terpilih dan dipilih oleh masyarakat dengan hati nurani masyarakat, dengan sukarela masyarakat, memberikan amanah kepada mereka untuk memimpin Kutim yang kita cintai ini,” harap Guru Ibrahim.
Bukan tanpa alasan Guru Ibrahim memercayakan Mahyunadi-Kinsu memimpin Kutim. Sikapnya yang memperhatikan masyarakat tanpa pandang suku, ras, agama, golongan, dan latar belakang menjadi musababnya. Menurutnya, model pemimpin itulah yang dibutuhkan Kutim saat ini.
“Sejak awal politiknya sampai sekarang, beliau (Mahyunadi-Kiinsu, Red.) sangat menunjukkan kepada kami, bahwa beliau adalah benar-benar orang yang memperhatikan masyarakat. Beliau punya perhatian luas, punya perhatian yang sangat luas kepada masyarakat. Beliaua tidak membedakan, ini keluarga, ini tidak keluarga. Ini satu golongan, ini di luar golongan. Atau beliau tidak pernah membedakan ini seagama, ini tidak seagama. Ini sesuku, ini tidak sesuku. Beliau selalu menghargai semua orang. Beliau tidak membeda-bedakan,” bebernya.
Tak hanya itu, Guru Ibrahim juga yakin bahwa majunya Mahyunadi-Kinsu dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) memiliki niat baik. Tidak untuk mencari kekayaan. Dia pun mengajak seluruh masyarakat Kutim berdoa dan memantapkan pilihannya ke Mahyunadi-Kinsu.
“Bahkan beliau pernah bicara sama saya, aku (Mahyunadi-Kinsu, Red.) tidak akan mencari kekayaan. Aku ingin mengabdikan diriku untuk masyarakat Kutim. Dan aku ingin pengabdianku ini menjadi bekal di akhiratku nanti. Jadi saya sangat percaya dan mengharapkan semoga Allah SWT mengabulkan doa kita, harapan kita, agar Bapak H Mahyunadi dan H Lulu Kinsu terpilih dan dipilih oleh masyarakat Kutim, mengemban amanah sebagai Bupati (dan Wakil Bupati) Kutim 2021-2024,” katanya lagi.
Guru Ibrahim pun menitip pesan kepada Mahyunadi-Kinsu, agar jika terpilih kelak, mendorong agar pemerintah berperan aktif dalam bidang keagamaan. “Kami punya harapan, karena misi kami adalah bagian dakwah untuk meningkatkan layanan pendidikan agama Islam, layanan dakwah, dan layanan untuk kenyamanan dan kemudahan ibadah bagi umat Islam,” harapnya.
Selain itu, lanjut Guru Ibrahim, ada perhatian khusus kepada tokoh agama. Khususnya terkait kesejahteraan. Mengingat selama ini mereka masih jauh dari kata sejahtera.
“Kami punya harapan agar mereka-mereka yang berkiprah dalam pendidikan Islam. Umpamanya seperti imam, seperti khatib, dan mereka-mereka relawan yang memandikan orang meninggal, kami punya harapan mereka-mereka ini diperhatikan maksimal. Agar mereka ini, bagaimana kita bisa menjadikan taraf kehidupan mereka ini cukup dan bisa menyisihkan sebagian bisa untuk nafkah keluarga,” pintanya.
Perhatian yang diberikan, lanjut Guru Ibrahim, juga harus sama. Tidak boleh dibeda-bedakan. “Kami punya harapan agar tokoh-tokoh agama, tokoh muslim, para kiai, para dai, para mubalig diperhatikan ekonomi mereka. Diperhatikan kehidupan mereka. Jangan sampai pemerintah berpihak kepada mereka-mereka. Sebagian diperhatikan, sebagian tidak diperhatikan. Kami mengharapkan semuanya diperhatikan,” jelasnya.
Guru Ibrahim juga berpesan agar pemerintahan di bawah kepemimpinan Mahyunadi-Kinsu dapat memperhatikan pendidikan keagamaan. Di mana, kurikulum Alquran harus dimasukkan di sekolah negeri. Karena Alquran adalah pedoman hidup bagi umat.
“Kami punya harapan seperti kurikulum di sekolah negeri, mesti dimasukkan kurikulum Alquran. Jangan sampai anak-anak yang sudah kelas VI SD (sekolah dasar), bahkan sudah SMP (sekolah menengah pertama) masih tidak pandai baca Alquran. Kami para ulama sangat mengarapkan kurikulum Alquran dimasukkan di dalam pelajaran anak-anak sekolah negeri, baik SD sampai SMP. Bukan hanya sekadar tambahan-tambahan, tapi kurikulum,” jelasnya lagi.
Pun demikian, Guru Ibrahim berharap banyak agar banyak lahir penghapal Alquran di Kutim. Itulah kenapa, pemerintah harus membangun Tempat Pendidikan Alquran (TPA) hingga pondok pesantren yang merata di seluruh Kutim. Sehingga, peran pemerintah sangat besar.
“Kemudian tempat-tempat pendidikan seperti TPA, kemudian pondok pesantren, mesti ditambah lagi. Ada khusus setiap kecamatan ataupun setiap lurah ada fasilitas tempat menghapal Alquran, yang itu dibiayai oleh pemerintah. Kalau yang swasta atau pribadi, Alhamdulillah sudah ada. Tapi belum ada kelihatan tempat tahfizul Quran atau pondok pesantren penghapal Alquran yang semuanya ditanggung oleh pemerintah. Ini sangat baik untuk pemerintah ke depan,” ujarnya. (Media Center)