VIRALKALTIM – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kutim menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Implementasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bagi pengelola SSK jenjang SD dan SMP atau sederajat berlanjut ke studi tiru SMPN 35 Samarinda di Jalan Pirus – Awang Long.
Rombongan studi tiru dari kepsek dan guru dipimpin oleh Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaidi B didampingi Kepala Bidang Pengendalian Penduduk (Kabid Dalduk) Hj Herliana dan Perwakilan BKKBN Kaltim ibu Maya.
Achmad Junaidi B berharap peserta yang ikut dalam studi ini mendapatkan inspirasi. Dari hal-hal yang dilihat di sekolah ini bisa diimplementasikan materi SSK di sekolah-sekolahnya masing-masing. Junaidi juga menekankan pentingnya dukungan dari regulasi DPPKB untuk memenuhi kebutuhan sekolah dalam menyusun RPP dan melaksanakan pembelajaran.
“Daya dukung untuk melaksanakan penyusunan RPP hingga pembelajaran harus kita siapkan,” ujarnya.
Ia menambahkan DPPKB melalui bidang Dalduk telah membangun kolaborasi yang intens dengan Dinas Pendidikan untuk memastikan keberlanjutan dari hasil studi tersebut. Tak lupa, Junaidi berkomitmen memberikan apresiasi pada Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2025 untuk sekolah-sekolah yang berhasil menerapkan SSK.
“Setiap bidang di DPPKB akan memberikan penghargaan, meski hanya berupa sertifikat, ini penting untuk peningkatan angka kredit dan pangkat guru,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Kepala SMPN 35 Samarinda Hj Dini Indriani berpesan kepada seluruh perwakilan sekolah yang sudah studi, harus bisa langsung melangkah lebih jauh dengan memodifikasi inovasi yang sesuai dengan sekolah masing-masing. Sehingga hasil positif yang diraih SMPN 35 ini benar-benar bisa menular dan diimplementasikan dengan baik.
“Saya rasa sekolah-sekolah di Kutim mampu, apalagi sekolah-sekolah yang sudah menyandang sekolah Adiwiyata, sekolah sehat yang jadi indikator adalah fisik sekolah. Sedangkan sekolah siaga kependudukan hanya berdasarkan SDM nya saja. Semoga sekolah kami menginspirasi,”ungkapnya.
Dini mengakui sekolah yang ia pimpin sangat banyak membuat inovasi, maka dari itu dinilai oleh Pemkot, Provinsi hingga Nasional dan layak menyandang sebagai SSK. Sebelum Kutim, ada pula daerah lain yang melakukan kunjungan ke sekolahnya yakni Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Berau. Kemudian sekolah-sekolah sekitar kota Samarinda
“Alhmdulillah SMPN 35 Samarinda menjadi brand SSK untuk Samarinda,” singkatnya.
Dalam kunjungan studi itu, mereka diajak untuk mengamati berbagai kegiatan dan pembelajaran yang telah dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai situasi darurat yang berkaitan dengan kependudukan.
Sementara, Kepala SDN 001 Sangatta Utara Tri Agustin Kusumaningrum menegaskan SSK bukanlah pelajaran baru, melainkan suatu pendekatan yang dapat diintegrasikan ke dalam muatan pelajaran yang ada. Dengan demikian, materi SSK berfungsi sebagai pengayaan bagi peserta didik, membuat pembelajaran lebih relevan dan kontekstual dengan kehidupan sehari-hari mereka.
“Melalui program SSK, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang kependudukan, tetapi juga dapat memahami pentingnya perencanaan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini meliputi pendidikan yang terencana, karir yang terencana, hingga pernikahan yang terencana, semuanya disertai dengan pemahaman tentang kesehatan reproduksi,”urainya.
Edukasi yang diberikan melalui materi SSK diharapkan mampu membentuk generasi yang lebih sadar akan pentingnya perencanaan dan kesehatan. Selanjutnya Dengan pengetahuan yang memadai, siswa juga dapat menjadi individu yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif terhadap masyarakat.
“Dengan SSK, kami berkomitmen untuk menciptakan generasi Indonesia Emas yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan kesehatan yang baik,” ujar Tri. (adv)