VIRAL KALTIM,KUTIM- Pemkab Kutim menggelar pelatihan ketenagakerjaan untuk sawit berkelanjutan di Kabupaten Kutim tahun 2021. Acara berlangsung pada hari rabu tanggal 3 November 2021 pada pukul 09.00 wita bertempat di ruang Pelangi Hotel Royal Victoria.
Hadir dalam acara Assinten 1 DR. H. Suko Buono M. Si, Earthworm Fondation, Arief Perkasa, Kepala Bappeda, Ir. Suprianto CES, para kabag, kabid dan perwakilan perusahaan sawit Se-Kutim.
Ketua Panitia Andi Ilham Gifani. ST mengatakan acara ini merupakan upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang praktik ketenagakerjaan yang bertanggung jawab. Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi masalah ketenagakerjaan di industri kelapa sawit di Kabupaten Kutai Timur. Mengidentifikasi masalah ketenagakerjaan utama di kabupaten Kutai Timur.
Mampu menjelaskan prinsip-prinsip ketenagkerjaan dan memberikan contoh – contohnya. Peserta mampu menjelasan langkah-langkah dalam mengendalikan isu-isu dan praktik baik/buruk masalah ketenagakerjaan utama di kabupaten Kutai Timur.
“Prinsip-prinsip pemenuhan hak-hak pekerja diantaranya, visibilitas penuh terhadap rantai pasok dan tenaga kerja yang terlibat, perlakuan secara adil dan manusiawi (menghargai keragaman), hak, kepentingan dan kesejahteraan anak dan remaja, penghapusan kerja paksa, terikat utang atau perdagangan orang,” katanya.
“Kemudian, rekrutmen etis secara transparan dan adil Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kondisi tempat tinggal yang aman dan bersih, upah, tunjangan dan jam kerja (jam lembur) yang sesuai dengan aturan ketenagakerjaan, akses penyampain keluhan dan pemulihan, peraturan Perusahaan, perjanjian kerja dan kebebasan berserikat, dan kepentingan masyarakat sekitar,” lanjutnya.
Sambutan Bupati kutim yang diwakilkan oleh Assisten 1, DR. H. Suko Buono. M. Si sekaligus membuka kegiatan. Katanya, harus ada memprioritaskan kesejahteraan kepada para pekerja. Perusahaan sudah paham dengan bisnis sawit di Kutim.
Keamanan dan kedamaian para pekerja di Kutim khususnya perkebunan sawit harus sama-sama menjaga supaya kondusif. Tidak ada aksi-aksi massa yang kurang puas dengan kinerja perusahaan maupun pemerintah daerah.
“Ke depan proses oil mudah-mudahan sudah bisa di kelola sendiri. Tidak dijual ke luar masih bahan mentah. Kalau kita mampu kelola sendiri supaya menambah penerimaan para petani sawit,” katanya. (adv/Dy)