VIRAL KALTIM, KUTIM– Sungguh tega. Ya perusahaan PT. Anugerah Energitama (AE) yang beroperasi di Kecamatan Bengalon nekat mengusir ratusan ‘karyawannya’ dari mess mereka.
Hal ini diketahui saat beredarnya surat perintah pengosongan mess dari perusahaan sawit tersebut. Surat ini ditandatangani oleh General Manager Operasional, Esmoro.
Surat ini dikeluarkan pada 8 Mei 2019. Artinya, masa waktu karyawan yang berada di mess tersisa tiga hari. Sebab, perusahaan memberikan waktu pengosongan selama sepekan.
Ada beberapa sebab terjadinya perkelahian antara karyawan dengan perusahaan. Pertama, karyawan menuntut hak mereka yang sudah lama tak ditunaikan. Lantaran nihilnya kesadaran perusahaan, sekira 500 karyawan melakukan aksi mogok kerja dan memprotes perusahaan. Baik di legislatif maupun di eksekutif.
Nampaknya keluhan warga tetap tak membuahkan hasil. Malah, karyawan diancam akan di PHK secara massal. Akhirnya, karyawan tidak bekerja hingga saat ini. Mereka malah digantung. Status kerja karyawan tak jelas. Terpaksa, mereka mengemis di jalan, dan hanya memakan singkong.
Namun, kesabaran karyawan masih dalam. Mereka masih menunggu. Namun saat mediasi terkahir, tetap tak membuahkan hasil. Akibatnya, kesabaran karyawan pecah. Mereka marah. Saat itu pula mereka menyegel kantor utama PT. AE.
Usai melakukan penyegelan, diduga security melakukan pencegahan. Bahkan seorang security sempat memukul seorang karyawan yang akan di PHK.
Hingga memancing suasana yang sudah panas menjadi tidak kondusif. Mendapatkan perlakukan kasar tersebut, mereka mengadu kepada teman-temannya dan membakar kantor PT AE. Hal terjadi lantaran, karyawan yang di PHK menduga perusahaan sudah menggunakan security dan preman untuk menghabisi mereka. “Berawal dari hal itulah mereka sekarang diusir,” kata Protus Donatus Kia, Ketua Forkom SP/SB Kutim, yang juga menjabat Ketua DPC SPN Kutim sekaligus Ketua DPD SPN Propinsi Kaltim.
Akhirnya karyawan saat ini cukup bingung. Mereka harus ke ke mana. Apalagi, hak mereka tak dipenuhi. Tentu saja menyayangkan sikap kurang bijak dari perusahaan.
“Kami dari Forkom maupun organisasi buruh akan berusaha meminta perhatian ekstra dari pemerintah daerah untuk turun tangan secara langsung menyelesaikan permasalahan buruh dengan PT. AE. Jangan sampai terus berlarut larut, kasihan para buruh, sudah hidup susah, akan makin susah dengan tidak ada tempat tinggal,” katanya. (dy)