VIRALKALTIM – Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Achmad Junaidi B yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB), inovasi “Cap Jempol Stunting” diperkenalkan untuk mempercepat penurunan angka stunting melalui sosialisasi dan edukasi langsung kepada masyarakat. Sasaran utama dari program ini meliputi remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
“Intervensi langsung ini dirancang agar para petugas dan kader lapangan dapat berinteraksi langsung dengan keluarga berisiko, memberikan edukasi serta pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang sehat,” jelas Achmad Junaidi.
TPPS juga merumuskan sejumlah strategi untuk mempercepat penurunan stunting, antara lain pemenuhan gizi seimbang untuk bayi di atas 6 bulan, pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan menyusui. Serta program suplemen dan fortifikasi gizi. Selain itu, disepakati bahwa peningkatan akses terhadap sanitasi dan air bersih juga menjadi prioritas utama.
Di sisi lain, untuk mengurangi risiko stunting, TPPS akan mengoptimalkan data berbasis e-PPGBM yang menunjukkan penurunan signifikan prevalensi stunting di Kutim. Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting di daerah ini turun dari 29 persen pada 2023 menjadi 16,94 persen pada Juni 2024, dan terus menurun hingga 15,7 persen pada September 2024.
Pihaknya juga menyoroti perkembangan positif dalam penurunan jumlah keluarga berisiko stunting (KRS). Pada Semester II tahun 2023, tercatat ada 19.900 KRS, namun jumlah ini turun drastis menjadi 15.576 pada Juni 2024 dan mencapai 12.362 pada akhir September 2024. Data ini menunjukkan keberhasilan awal dari berbagai program intervensi yang diterapkan, namun TPPS tetap menekankan pentingnya mempertahankan upaya ini secara konsisten.
Selain data KRS, angka anak yang mengalami stunting juga mengalami penurunan, dari 1.801 pada Juni 2024 menjadi 1.748 pada akhir September 2024. Kecamatan Muara Bengkal tercatat memiliki jumlah anak stunting tertinggi (224 anak), sementara Kecamatan Batu Ampar berada di posisi terendah dengan hanya 5 anak.
Sebelumnya, dalam upaya percepatan penurunan stunting, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) kembali menggelar Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada Rabu (30/10/2024) lalu.
Dipimpin oleh Achmad Junaidi B selaku Sekretaris TPPS mewakili Pjs Bupati Kutim H Agus Hari Kesuma. Acara ini mempertemukan berbagai pihak terkait untuk memperkuat sinergi dalam menangani isu stunting yang masih menjadi salah satu tantangan kesehatan utama di daerah ini.
Dalam sambutan tertulisnya, Pjs Bupati menyampaikan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan untuk kembali berkumpul dalam forum penting ini. Ia menekankan bahwa koordinasi lintas sektor merupakan langkah strategis guna mengoptimalkan penyusunan Peraturan Bupati tentang Percepatan Penurunan Stunting (PPS) tahun 2024.
“Sinergi yang kuat sangat dibutuhkan agar regulasi ini dapat menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari perangkat daerah, kecamatan, hingga desa dalam upaya menurunkan prevalensi stunting,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, perwakilan Forkopimda, perwakilan PD, serta mitra kerja Program Bangga Kencana (KKBPK) dan BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting) Kabupaten Kutim. Selain memaparkan berbagai program, para pejabat ini menegaskan komitmen mereka untuk mewujudkan target bebas stunting demi generasi emas Indonesia 2045.
Di tengah optimisme akan penurunan angka stunting ini, Pj Bupati Kutim menegaskan bahwa tantangan sosial dan ekonomi di masa mendatang menuntut kolaborasi lintas sektor yang lebih solid.
“Kita harus memperkuat prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme agar tujuan besar ini dapat tercapai,” ungkapnya dalam sambutan dimaksud.
Pada akhir sambutannya, Pj Bupati H M Agus Hari Kesuma mengajak seluruh pihak untuk berkomitmen penuh dalam mewujudkan Kutim bebas stunting dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu agenda utama dalam rapat kali ini adalah pembahasan terkait pelaksanaan edukasi langsung di kecamatan dan desa-desa. (adv)