VIRALKALTIM, KUTIM- Defisit keuangan yang dialami Pemerintah Kutai Timur, berimbas pada perputaran perekonomian masyarakat secara umum di Sangatta. Hal ini dapat dirasakan dari lesunya perekonomian masyarakat Sangatta, terutama menurunya transaksi di pusat-pusat perbelanjaan modern maupun tradisional atau pasar.
Pemerintah Kutim tengah mendorong upaya menjadikan Sangatta menjadi kota jasa. Namun tentunya dengan terlebih dahulu mempersiapkan sejumlah infrastruktur pendukung, demi terwujudnya kota jasa tersebut.
Anggota DPRD Kutim Uce Prasetyo mengaku sangat mendukung langkah Pemkab Kutim untuk menjadikan Sangatta sebagai kota jasa. Hal ini karena sejumlah infrastruktur dan kondisi kota Sangatta sangat mendukung menjadi kota jasa. Namun tentunya perlu pemantapan, baik terhadap sarana infrastruktur penunjang maupun peraturan pemerintah daerah (perda) sebagai payung dalam pengambilan kebijakan.
Lanjut Uce, saat ini Sangatta sudah memiliki sejumlah infrastruktur pendukung jika ingin diarahkan menjadi sebuah kota jasa. Seperti, pelabuhan laut Kenyamukan Sangatta, yang akan segera diselesaikan. Dengan beroperasinya pelabuhan Kenyamukan kelak, tentunya akan memangkas nilai jual barang. Jika biasanya barang didatangkan dari Pulau Jawa ataupun Sulawesi dengan harga 100, maka ke depannya dari Sangatta bisa dapat harga paling tidak setengahnya. Terutama diukur dari ongkos angkutnya.
[penci_related_posts taxonomies=”undefined” title=”Baca Juga :” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”recent_posts” orderby=”random”]
Karena selama ini, lanjut politisi PPP itu, mahalnya barang yang dijual di Sangatta atau Kutim pada umumnya, akibat tingginya ongkos kirim barang dari Samarinda ataupun Balikpapan.
Selain merampungkan pelabuhan Kenyamukan, kini Pemkab Kutim mengupayakan pengembangan Bandara Tanjung Bara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC), agar bisa dijadikan bandara semi komersil. Tentunya langkah Pemkab Kutim ini mendapat dukungan penuh DPRD Kutim.
Lebih jauh dikatakan Uce, jika Pemkab Kutim telah menyelesaikan Pelabuhan Kenyamukan dan Bandara Tanjung Bara, maka telah lengkaplah semua fasilitas yang dimiliki pemkab Kutim untuk menjadi sebuah kota jasa.
“Sebab dalam urusan penyediaan listrik, kini Kutim telah mendapat suplay listrik ribuan mega watt dari PLN. Selain itu, ketersediaan air bersih juga telah dimiliki dari cadangan air bersih milik PT KPC. Belum lagi tersedianya lahan bekas tambang, yang siap diolah dan digarap menjadi kawasan industri, layaknya Maloy,” papar Uce. (Jok/Adv)