VIRALKALTIM– Pengemis yang memakai pakaian badut di beberapa titik di Sangatta tampaknya bukan murni untuk memenuhi kebutuhan hidup. Melainkan ada dalangnya.
Mereka bekerja dibawah koordinator. Semua Batur bukan berasal dari Kutim. Melainkan dari luar. Hasil pantauan media, mereka menyebar di persimpangan lampu merah atau traffic light. Diantaranya simpang AW. Syahrani, Telkom, Karya Etam, APT Pranoto, Patung Singa dan beberapa tempat lainnya.
Kepala Dinas Sosial Kutim, Ernata Hadi Sujito membenarkan hal itu. Katanya, semua pengemis badut memiliki koordinator. “Ada bosnya mereka,” kata Ernata
Hal ini diketahui saat Dinas Sosial melakukan pengamanan kepada pelaku. Saat dilakukan minta keterangan pelaku mengaku hanya sebagai pekerja.
“Saat mereka mendapatkan Rp 300 ribu, mereka hanya di kasih Rp 100 ribu. Kami juga belum tau dari mana bosnya,” kata Ernata.
Yang disayangkan, saat dilakukan pengamanan, mereka yang menjadi badut memiliki umur masih usia produktif. Lantaran hasil menjanjikan, mereka rela menjadi pengemis badut.
“Sudah masuk dalam pantauan strategi kami. Tentu saja akan kami amankan lagi mereka. Sebelumnya sudah kami amankan, ternyata ada lagi,” katanya.
Kali ini lanjut dia, pihak tak segan-segan memberikan tindakan. Karena hal ini sudah melanggar aturan dan merusak keindahan kota. Apalagi, yang melakukan merupakan orang luar.
“Tunggu saja. Karena harus dirahasiakan untuk menertibkan. Kutim wajib bebas dari pengemis jalan,” katanya.
Lagi-lagi, ia menghimbau kepada masyarakat agar tak memberikan uang kepada pengemis. Karena hal itu akan membuat mereka malas dan menjadi terbiasa. “Ada aturan yang melarang hal itu,” katanya. (dy)