VIRAL KALTIM, KUTIM – Para pengusaha harus dapat menangkap peluang bisnis yang terbuka lebar di Kutai Timur. Apalagi Kaltim sekarang telah ditetapkan ibu kota negara (IKN) yang baru. Sedangkan, setiap daerah di kawasan IKN nantinya akan menerima dampaknya. Tidak hanya dari segi pembangunan, investasi pun diyakini akan meningkat. Termasuk bisnis proferti, diyakini akan meningkat signifikan.
Kutim dengan kawasan ekonomi khusus dengan KEK Maloy-nya. Diyakini akan menambah minat ivestasi di kota dengan semboyan “Sangatta Kota Tercinta” itu. Memang diperlukan infrastruktur penunjang. Diantaranya, arus transformasi yang memadai. Namun juga, diperlukan keseriusan pemerintah daerah (pemda) untuk menunjang percepatannya pembangunan.
Wakil Ketua Komisi D, DPRD Kutim Agusriansyah Ridwan mengatakan, keterlibatan pemda sudah sangat jelas. Menurutnya, pemda seharusnya mendapat apresiasi dengan dipilihnya Kutim sebagai kawasan ekonomi khusus. Apalagi, tidak semua kabupaten/kota ditunjuk sebagai kawasan ekonomi khusus. Bahkan, tidak serta-merta penunjukan. “Ada tahapan komunikasi, lobi dan persentasi, sampai Kutim terpilih,” ujarnya.
Sejauh ini, kolaborasi antara Pemkab Kutim dan DPRD Kutim, telah menerbitkan dua peraturan daerah (perda). Yakni perda insentif dan kemudahan penanaman modal dan perda tentang kawasan ekonomi khusus. Dia mengaku pembuatan payung hukum tersebut agar daerah bisa mengambil bagian.
“Bisa menggunakan anggaran daerah. Jadi, tidak hanya mengharapkan anggaran provinsi atau nasional,” ungkap dia.
Apalagi, lanjut dia, pemkab sudah menempatkan aparatur sipil negara (ASN) di kawasan KEK Maloy. Sehingga, ada bidang khusus yang menjalankan roda birokrasi di kawasan tersebut. “Sudah ada kantornya. Yang ditangani mulai dari perizinan, pengurusan pelepasan wilayah dan lain sebagainya,” beber politikus PKS itu.
“Ekonomi juga sudah berjalan. Baik UMKM maupun yang lainnya. Ini kan satu program yang bersifat visioner. Membutuhkan waktu yang panjang. Dengan melihat progres yang ada mungkin kita merasa lamban. Tapi, pada kenyataannya Kutim menjadi daerah yang cepat perkembangannya ketimbang daerah lainnya. Masih ada yang belum memiliki perencanaan dan pembangunan,” ungkap Agusriansyah. (yd/dy)