VIRAL KALTIM, KUTIM- Hampir semua anggota DPRD Kutim yang terkait hadir saat rapat dengar pendapat dengan Kobexindo. Namun, perwakikan Kobexindo tak hadir dengan alasan Covid.
Anggota DPRD Kutim, Jimmi mengatakan perusahaan Kobexindo sejak awal sudah penuh dengan kontra. Sudah banyak hal yang dibuat fatal.
Ia mencontohkan, pertama masalah nama merek semen di Kutim. Merek semen tersebui ialah Singa Merah. Padahal sebelumnya DPRD mengusulkan agar merubah atau menambah dengan daerah di Kutim. Sehingga mengangkat nama Kutim.
Kedua, laporan tenaga kerja asing yang sebelumnya dianggap tak sesuai. Bahkan hingga saat ini. Selanjutnya masalah alat berat yang didatangkan tak sesui dengan laporan.
“Sejak awal penuh kontra. Perusahaan ini terlalu banyak fatal. Banyak dilanggar. Termasuk masalah bahasa (Mandarin). Ini Diskriminasi,” kata Jimmi.
Terkait bahasa kata dia, seharusnya bukan pekerja yang harus bahasa Mandarin, akan tetapi mereka wajib menghormati kearifan lokal.
“Yang lebih dibudayakan ialah bahasa Lokal. Bahasa daerah, itu lebih berbudaya lagi. Kita punya kebudayaan. Kita hormati kearifan lokal,” katanya. (adv/dy)